Urgensi Kaderisasi Ulama Muda Muhammadiyah
Tantangan Muhammadiyah Masa Depan Pasca Milad ke-111
PDM DEPOK – Oleh: Ahmad Fihri*
Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan telah merumuskan visi dan misi yang jelas, sehingga dapat melahirkan gerakan yang terarah dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan secara bersama. Sebagai sebuah gerakan, dalam perjalanannya Muhammadiyah melaksanakan usaha dan kegiatannya dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat di Indonesia. Mengingat pentingnya dan kebutuhan terhadap ulama dalam menjaga ukhuwah dan ketentraman umatnya, Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan terbesar menganggap kebutuhan ulama menjadi skala utama.
Oleh karena itu, bidang pendidikan dianggap sebagai salah satu fokus utama dalam perjuangan. Pendidikan dianggap sebagai wahana untuk mempersiapkan manusia di dalam memecahkan problema kehidupan pada masa kini maupun masa depan. Fenomena kelangkaan/krisis ulama di Muhammadiyah menjadi perhatian yang serius di kalangan para tokoh tokoh dan pimpinan Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan masa depan pasca milad ke-111 Muhammadiyah tahun dengan thema Ikhtiar menyelamatkan semesta, meski pendapat terhadap krisis ulama ini sangat beragam.
Namun, kebutuhan Muhammadiyah akan adanya ulama yang faqih fi ad-din dan mampu menjalankan misi gerakan Muhammadiyah merupakan kebutuhan yang urgen dalam Muhammadiyah. Terlebih, kebutuhan kaderisasi Ulama Muda Muhammadiyah.
Filosofi kaderisasi ulama muda di Muhammadiyah dilandaskan pada prinsip bahwa Muhammadiyah merupakan Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Dakwah tersebut merupakan strategi untuk melakukan perubahan sosial menuju tujuan Muhammadiyah, yaitu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, sekaligus aktualisasi dari visi dan misi profetik, yaitu mewujudkan Islam raḥmatan lī al-‘ālamīn.
Secara epistemologis, kaderisasi ulama muda di Muhammadiyah merupakan upaya dan strategi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam rangka menjawab tantangan kelangkaan ulama di dalam Muhammadiyah. Upaya dan strategi ini dilakukan dalam bentuk kegiatan-kegiatan utama terstruktur seperti Darul Arqam atau Baitul Arqam dan kegiatan-kegiatan fungsional, seperti sekolah kader, pelatihan dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan terstruktur ini diharapkan mampu melahirkan ulama-ulama sesuai dengan kriteria dan visi Muhammadiyah.
Secara aksiologis, kaderisasi ulama muda di Muhammadiyah merupakan upaya penanaman nilai-nilai pembaharuan sesuai dengan visi tajdid. Visi tajdid ini terimplementasi ke dalam kepribadian seorang ulama yang memiliki wawasan yang luas, intelektualisas yang tinggi, serta kepekaan pada perubahan zaman. Ulama dengan kepribadian seperti ini, pada gilirannya, akan mencitrakan rumusan-rumusan ideologis Muhammadiyah, seperti Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, ideologi Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.
Analisis SWOT Kaderisasi Ulama Muhammadiyah
Demi tujuan merespon tantangan, dan problematika di atas, penyaji hendak mengajukan ide dan gagasan kaderisasi ulama muda Muhammadiyah ke depan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan sebuah strategi.
Analisis ini didasarkan pada logika berpikir bahwa strategi terbaik dicapai dengan cara memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) sekaligus dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) secara bersamaan. Hasil analisis SWOT terhadap kondisi kaderisasi ulama muda Muhammadiyyah dapat dijabarkan sebagai berikut ini:
Faktor Internal
Kekuatan (Strenght)
- Banyaknya muncul lembaga kaderisasi berjenjang S1 yang dikelola langsung oleh PP Muhammadiyah (PUTM Yogyakarta, Malang, Solo, dll).
- Tingginya kesadaran warga persyarikatan tentang urgensi ketersediaan ulama tarjih yang faqid fid din.
- Konsep Fullday Education merupakan konsep terbaik.
Kelemahan (Weakness)
- Lemahnya kajian kajian turots untuk kalangan muda muhammadiyah.
- Minimnya fasilitas dan dukungan finansial dalam mendukung pembelajaran yang ideal.
- Belum tersedianya dosen pengajar yang native speaker dari masyayiekh Timur Tengah dalam penguatan bahasa Arab.
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities)
- Kuatnya jaringan organisasi dan tokoh Muhammadiyah yang terkoneksi secara nasional dan internasional.
- Pembelajaran berbasis kitab klasik mulai banyak diminati oleh masyarakat.
- Meningkatnya animo masyarakat terhadap pengetahuan tentang persoalan praktis keagamaan.
Ancaman (Threaten)
- Aktivis muda Muhammadiyah beberapa terjun ke politik praktis.
- Lembaga pendidikan kompetitor mulai mengembangkan kajian interdisipliner keagamaan tentang Program Kadaerisasi Ulama (PKU).
Rumusan Stategi Pengembangan
Strategi Strenght-Opportunities
- Meningkatkan bobot perkuliahan kitab klasik/turost dengan metode pembelajaran modern.
- Merancang model pembelajaran student exchange baik dalam skala nasional maupun internasional.
- Pengiriman kader kader muda Muhammadiyah ke Timur Tengah dengan mapping yang jelas dan konkret.
Strategi Weakness–Opportunities
- Mengevaluasi konsep pembelajaran berdasarkan perkembangan kebutuhan stakeholder.
- Meningkatkan stimulan dana dari internal maupun eksternal organisasi/kampus.
- Pembentukan lembaga kaderisasi ulama mulai jenjang S1 sd S3 secara kontiunitas dan terarah.
Strategi Strenght-Threaten
- Meningkatkan kualitas SDM pengelola dan manajemen demi mendukung kualitas pembelajaran.
- Menghadirkan dosen-dosen dan para masyayiekh Timur Tengah untuk mempertajam kajian-kajian bahasa Arab dan kitab-kitab turots.
Strategi Weakness-Threaten
- Melakukan rekruitmen SDM-SDM pengajar yang kompoten secara terbuka sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
- Meningkatkan status PUTM-PUTM yang ada dengan program magister dan doktoral bidang keulamaan Muhammadiyah.
* Wakil Ketua PDM Kota Depok Bidang Tabligh, Haji, dan Umroh 2022-2027; Ketua Divisi Dakwah Korps Muballigh Muhammadiyah Kota Depok; Mudir Ma’had Kareem Bil Qur’an Kota Depok.