FeaturedMajelis dan LembagaPersyarikatan

Setelah Pendidikan 4 Bulan, Peserta Pendidikan Kader Mubaligh Muhammadiyah Depok Diwisuda

PDM DEPOK – Korps Mubaligh Muhammadiyah Kota Depok mewisuda alummni Pendidikan Kader Muhammadiyah (PKM) Angkatan ke-2 tahun 2023. PKM diikuti 36 peserta ini, 27 peserta dinyatakan lulus dan berhak mengikuti wisuda. Wisuda dilangsungkan pada hari ini, Sabtu 03 Shafar 1445 H/19 Agustus 2023 M di Aula Masjid Al Kohinoor, PRM Pondok Cina, Jl. Al-Furqon, Pondok Cina, Beji.

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok H. Ali Wartadinata mengapresiasi kegiatan PKM Angkatan ke-2 tahun 2023. Beliau menyebut bahwa kader mubaligh merupakan anak panah yang siap dilepaskan dari busurnya menembus sasaran dakwah usai menyelesaikan pendidikannya.

“Di tangan kader PKM-lah, pertarungan ideologi Muhammadiyah diperjuangkan dan dipertahankan. Para alumni PKM juga harus siap memakmurkan dan menggembirakan dakwah di masjid-masjid dan mushalla-mushalla, serta AUM-AUM Muhammadiyah,” ujar Ali.

Sementara itu, Ketua Korps Mubaligh Muhammadiyah Dani Yanuar Eka Putra, SE Ak, MA., memperkuat kata sambuatan Ketua PDM Kota Depok. Ustaz Dani menyebut bahwa almuni PKM adalah ujung tombak yang membawa pesan-pesan dakwah Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat.

“Melalui kegiatan PKM, disampaikan materi-materi yang sesuai dengan paham Muhammadiyah. Harapannya, alumni PKM dapat mengejawantahkan pemahaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari untuk dakwah berkemajuan di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.

Pendidikan yang diselenggarakan selama lebih kurang 11 pekan dengan materi dan kurikulum dakwah komprehensif ini, diharapkan alumni PKM menjadi kader yang memiliki integritas Keimanan dan Keislaman yang kuat, komitmen dan loyal pada ideologi persyarikatan, berwawasan dan berkemajuan. Wisudawan dan Wisudawati PKM Angkatan ke-2 tahun 2023, terdiri dari 27 orang yang dinyatakan lulus. Penilain kelululusan terdiri dari Presentasi Kehadiran, nilai tugas, nilai Khithobah, nilai Posttest, dan nilai keaktifan.

Prosesi Wisuda yang dipandu Ustadz Mahfan Khalilurrahman, MA selaku Sekretaris Korps Mubaligh Muhammadiyah Kota Depok berjalan khidmat dan penuh kegembiraan, juga memunculkan nama-nama tiga wisudawan terbaik yaitu, Ustadzah Lia Fitriani, S.Pd. dari PRM Poncok Cina, Ustadzah Djuairiyah dari PRM Parung Bingung, dan Ustadz H. Dhorifi Zumar, S.Ag dari PRM Kali Baru.

“Meneguhkan Ideoloigi, Mencetak Mubaligh Berintegritas untuk Dakwah Berkemajuan Kota Depok” menjadi tema yang diusung wisuda kali ini. Tema ini dielaborasi pembicara KH. Fahmi Salim, Lc., MA. Ketua Bidang Tabligh Global dan Kerja Sama, Majelis Tabligh PP. Muhammadiyah yang khusus diundang menjadi pembicara pencerah.

Ustaz Fahmi mengulas tantangan dakwah Islam tingkat global. Tantangan yang paling krusial adalah isu Islamophobia. Gelombang Islamophobia ini marak di negara-negara Eropa dengan aksi-aksi pembakaran Al-Qur’an, memunculkan karikatur Nabi Muhammad SAW, dan berbagai serangan anti Islam. Belakangan, gelombang Islamphobio menguat di India.

Pada 15 Maret 2009, terjadi peristiwa serangan teroris Islamophobic kepada jamaah salat Jumat masjid Al-Noor di Cristchurch, New Zealand dan menewaskan 51 orang. Atas peristiwa ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini menetapkan tanggal 15 Maret sebagai “The International Day to Combat Islamophobia” atau hari internasional melawan Islamophobia.

Akan tetapi, menurut ulama muda Muhammadiyah yang sangat produktif menulis ini, Islamophobia sekaligus menjadi peluang dakwah. Bahkan menurut penelitian terakhir, Islam menjadi satu-satunya agama yang paling pesat perkembangannya di Eropa dan Amerika.

Boleh jadi, reaksi masyarakat Eropa dan Amerika atas aksi-aksi Islampohobia malah mendorong mereka mencari tahu tentang Islam lalu mendapatkan hidayah. Peluang dakwah menjadi terbuka. Maka tidak heran, saat ini, di Wina, Austria dan Roma, wilayah yang berbatasan dengan negara kecil Vatikan sudah berdiri Islamic Center sumbangan Raja Faisal, Saudi Arabia.

Tantangan kedua, Indonesia menghadapi bonus demografi di mana hampir 54 % penduduknya adalah generasi milenial (lahir tahun 1981-1996) dan generasi Z (lahir pada tahun 1997-2012). Fakta ini didukung hasil riset di mana 75 % orang Indonesia mengakses media digital 75 % dengan rata-rata mengakses internet sepanjang 7,5 jam sehari.

Generasi Z dan generasi milenial punya karakter berbeda dari generasi sebelumnya. Maka, konten-konten dakwah yang bisa menembus generasi ini sangat diperlukan. Salah satunya adalah kecakapan para mubaligh mengemas konten-konten dakwah digital sangat diperlukan.

Generasi Z dan generasi milenial cenderung tidak suka berita hoax dan konten dakwah yang mengarah poada politik praktis. Dengan tingkat pendidikan yang lebih baik, generasi Z dan generasi milenial menyukai tema-tema dakwah yang paralel dengan isu-isu lingkungan hidup.

Tantangan ini harus dijawab oleh para dai dengan meningkatkan kapasitas, keilmuan, punya daya literasi yang bagus, dan tidak berhenti membaca. Tentu para da’i harus mengemas dakwah dengan santun, berkeadaban, dan menecerminkan rahmatan lil alamiin. Dan yang terpenting, da’i Muhammadiyah tidak ekstrem kanan, tidak ekstrem kiri, dan tidak memecah belah umat. Cukuplah menjadi da’i yang tegak lurus dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Poin terakhir ceramah pencerahan dari Founder Al-Fahmu Institute ini berupa nasihat agar semua komponen dakwah mewaspadai tipu daya dan makar kaum munafik. Sudah banyak contoh kerusakan yang ditimbulkan karena ulah kelompok ini. Terpecah belahnya sebuah bangsa menjadi contoh konkret di setiap sejarah manusia.

Sebuah acara wisuda yang mencerahkan dan menggembirakan.

*Abdul, Divisi Media dan Jurnalistik Korps Mubaligh Muhammadiyah Kota Depok.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button