Esai/Opini

Tips dan Trik Bertahan Hidup Untuk Anak Kosan di Tengah Terpaan Badai Krisis Keuangan

PDMDEPOK.COM – Menjadi anak kosan adalah salah satu fase kehidupan yang penuh dengan tantangan dan pelajaran berharga. Jauh dari rumah, menghadapi tuntutan akademik, dan harus mengelola keuangan sendiri adalah beberapa di antaranya. Namun, ada satu tantangan yang seringkali menjadi ujian terbesar adalah krisis keuangan. Krisis keuangan merupakan situasi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari karena keterbatasan dana. Bagi anak kosan, krisis ini bisa muncul dari berbagai sebab, seperti keterlambatan kiriman uang dari orang tua, pengeluaran tak terduga, atau bahkan kebijakan kampus yang mengharuskan pembayaran mendadak.

Situasi ini memaksa anak kosan untuk berpikir kreatif dan mencari cara agar tetap bisa bertahan hidup tanpa harus mengorbankan kesehatan dan pendidikan. Dari sinilah muncul berbagai cerita tentang bagaimana anak kosan bisa bertahan dengan uang yang minim, mulai dari hidup hemat hingga mencari pekerjaan paruh waktu. Di tengah krisis keuangan, anak kosan tidak hanya belajar tentang manajemen keuangan, tetapi juga tentang kemandirian, tanggung jawab, dan kreativitas dalam mengatasi masalah. Krisis keuangan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan mahasiswa, ada satu kisah klasik yang selalu diceritakan: perjuangan anak kosan melawan krisis keuangan. Ketika dompet semakin tipis dan kebutuhan semakin banyak, kreativitas dan strategi bertahan hidup menjadi kunci utama. Berikut adalah beberapa tips dan trik yang bisa membantu kamu, para pejuang yang hidup sebagai anak kosan, untuk bertahan hidup.

Pertama, mengatur keuangan dengan cermat. Ini mungkin terdengar klise, tapi percayalah, mengatur keuangan adalah langkah pertama yang sangat penting. Mulailah dengan mencatat semua pengeluaran dan pemasukan. Gunakan aplikasi catatan keuangan atau buku kecil untuk mencatat setiap transaksi. Dengan begitu, kamu bisa melihat pos pengeluaran mana yang bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Yang kedua, bukan hanya tidak bisa kita usahakan, tapi juga tidak perlu kita pikirkan. Kedua, belanja hemat di pasar tradisional. Mungkin minimarket lebih nyaman, tapi harga di pasar tradisional biasanya lebih murah. Selain itu, kamu bisa menawar harga, yang tentunya tidak bisa dilakukan di minimarket. Cobalah untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras, sayuran, dan buah-buahan di pasar tradisional. Jangan lupa, datanglah pagi-pagi untuk mendapatkan harga terbaik dan kualitas yang lebih segar.

Ketiga, memanfaatkan diskon dan promo. Sebelum belanja, pastikan kamu mencari tahu tentang diskon dan promo yang sedang berlangsung. Banyak aplikasi e-commerce dan marketplace yang menawarkan diskon besar-besaran pada waktu-waktu tertentu. Selain itu, manfaatkan juga voucher teman yang biasanya memberikan potongan harga.

Keempat, memasak sendiri. Makan di luar mungkin praktis, tapi jika dihitung-hitung, memasak sendiri jauh lebih hemat. Cobalah untuk memasak makanan sederhana yang tidak memerlukan banyak bahan. Selain lebih murah, memasak sendiri juga lebih sehat karena kamu bisa mengontrol bahan-bahan yang digunakan. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan resep-resep baru agar tidak bosan.

Kelima, berkreasi dengan makanan sisa. Jangan buru-buru membuang makanan sisa. Banyak resep kreatif yang bisa dibuat dari sisa makanan. Misalnya, nasi sisa bisa diolah menjadi nasi goreng atau bubur. Sayuran yang hampir layu bisa dijadikan bahan sup atau tumis. Kreativitas dalam mengolah makanan sisa tidak hanya menghemat uang, tapi juga membantu mengurangi sampah makanan.

Keenam, mengurangi nongkrong di luar. Nongkrong di kafe atau restoran memang menyenangkan, tapi jika sedang krisis keuangan, cobalah untuk menguranginya. Alih-alih menghabiskan uang untuk secangkir kopi mahal, ajak teman-temanmu untuk nongkrong di kosan. Kamu bisa membuat kopi sendiri atau mencari kegiatan seru lainnya yang tidak memerlukan banyak uang, seperti main game online bersama (mabar) misalnya.

Ketujuh, berbagi dengan teman. Berteman dengan sesama anak kosan bisa memberikan banyak manfaat, salah satunya adalah berbagi. Kamu bisa berbagi bahan makanan, alat masak, atau bahkan membagi tugas memasak dengan teman-temanmu. Atau juga bisa mengunjungi temanmu yang menjadi takmir (garin) masjid/mushalla. Biasanya, ada stok beras, dan lauk berlebih yang disediakan oleh pengurus atau pemberian dari warga setempat. Jika sewa kos sudah menunggak, bisa juga untuk numpang sementara waktu di sana. Selain lebih hemat, berbagi juga bisa mempererat hubungan dan menciptakan suasana silahturrahim yang lebih hangat dan akrab.

Kedelapan, mencari pekerjaan paruh waktu. Jika waktu dan jadwal kuliah memungkinkan, carilah pekerjaan paruh waktu. Banyak pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa mengganggu kuliah, seperti menjadi ojol (ojek online), konten kreator, desainer pamflet, editing foto/video, tutor, barista, penulis di kolom-kolom website atau jurnal yang ada honoriumnya, barista coffee shop atau sebagai barista kopi keliling yang lagi marak saat ini atau pekerjaan freelance lainnya di bidang yang kamu kuasai. Penghasilan tambahan dari pekerjaan paruh waktu bisa sangat membantu menambah cuanmu.

Kesembilan, menjaga kesehatan dengan baik. Jangan sampai krisis keuangan membuatmu lupa menjaga kesehatan. Sakit tidak hanya membuatmu tidak produktif, tapi juga bisa menguras kantong. Pastikan kamu tetap menjaga pola makan yang sehat (jika memungkinkan), berolahraga secara teratur (usahakan saja), dan istirahat yang cukup (paling keseringan malahan). Investasi dalam kesehatan adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga.

Kesepuluh, memanfaatkan fasilitas kampus. Banyak kampus yang menyediakan fasilitas gratis atau murah untuk mahasiswa, seperti perpustakaan, ruang olahraga, dan akses internet. Manfaatkan fasilitas-fasilitas ini semaksimal mungkin. Selain itu, ikuti kegiatan-kegiatan kampus yang seringkali menyediakan makanan dan minuman gratis. Selain itu, kamu juga bisa menjadi pemburu gratisan, berbagi info acara-acara gratis seperti seminar yang ada menyediakan snack dan makan siangnya. Atau juga bisa bagi kamu yang aktivis kampus, buat acara/event yang ada anggarannya dengan mengajukan proposal anggaran acara. Selain itu, juga bisa numpang makan di sekretariat, sambil memantau-mantau ada informasi atau kegiatan baru di sana.

Kesebelas, mengurangi pengeluaran untuk hal-hal tidak penting. Kadang-kadang, pengeluaran kecil yang sering kita anggap remeh justru yang paling menguras dompet. Misalnya, kebiasaan membeli snack (cemilan) atau minuman ringan setiap hari, apalagi bagi perokok berat dan yang suka top up untuk bermain judol (judi online) yang bukan menambah keuangan, justru menambah kesengsaraan. Sebisa mungkin, cobalah untuk mengurangi pengeluaran semacam ini dan alihkan uangnya untuk kebutuhan yang lebih penting.

Keduabelas, berhemat listrik dan air. Tagihan listrik dan air bisa menjadi beban yang cukup berat jika tidak dikelola dengan baik. Pastikan kamu selalu mematikan lampu, kipas angin, atau peralatan elektronik lainnya saat tidak digunakan. Selain itu, gunakan air dengan bijak, jangan biarkan kran terbuka terlalu lama. Hemat listrik dan air tidak hanya mengurangi tagihan, tapi juga membantu menjaga lingkungan. Dan setidaknya, yang paling penting tidak membuat pemilik kosnya menegur, memarahi atau parahnya sampai mengusirmu secara paksa dari sana.

Ketigabelas, mencari hiburan gratis. Tidak semua hiburan harus mahal. Banyak hiburan gratis yang bisa kamu nikmati, seperti berjalan-jalan di taman, menghadiri acara/event kampus, atau sekadar menikmati waktu bersama teman-teman di kosan. Carilah informasi tentang acara-acara gratis di sekitar tempat tinggalmu. Numpang wifian di kampus sambil nonton youtube, atau bermain game online dengan membawa bekal dari kosan.

Keempatbelas, menabung dengan konsisten. Meskipun sedang krisis keuangan, cobalah untuk tetap menabung, meskipun jumlahnya kecil. Menabung secara konsisten akan membantu kamu memiliki dana darurat yang bisa digunakan di saat-saat genting. Sisihkan sebagian kecil dari uang yang kamu dapatkan setiap minggu atau bulan untuk ditabung, walaupun pada bagian tips ini yang paling sulit untuk diwujudkan.

Kelimabelas, belajar dari pengalaman. Setiap krisis keuangan pasti memberikan pelajaran berharga. Cobalah untuk refleksi dan belajar dari pengalamanmu. Apa saja kesalahan yang pernah dilakukan dan bagaimana cara menghindarinya di masa depan. Pengalaman adalah guru terbaik, dan dengan belajar dari kesalahan, kamu bisa menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan.

Keenambelas, menghindari utang konsumtif. Ini salah satu permasalahan yang tak kunjung tuntas dalam kehidupan anak kosan. Dikala terjepit dalam finansial, ngutang kepada tema adalah jalan keluarnya. Seperti sebuah pantun, “Agar silahturrahmi tak putus, pinjam dulu seratus”. “Sialnya, pas giliran ditagih malah orangnya yang ketus”. Belum lagi yang terlilit utang pinjol (pinjaman online), yang sering diteror oleh debt kolektornya dengan menyasar nomor dan alamat yang didaftarkan. Utang memang bisa menjadi solusi jangka pendek, tapi seringkali membawa masalah jangka panjang. Jika memungkinkan, hindarilah berutang untuk keperluan konsumtif. Jika memang terpaksa berutang, pastikan kamu memiliki rencana yang jelas untuk membayarnya kembali (jangan pura-pura amnesia), dan pilihlah sumber utang yang terpercaya.

Ketujuhbelas, mengembangkan keterampilan baru. Di tengah krisis keuangan, mengembangkan keterampilan baru bisa menjadi solusi yang cerdas. Misalnya, belajar keterampilan editing, konten kreator, menulis, desain grafis, atau yang sesuai dengan bakat minatnya yang bisa digunakan untuk mencari penghasilan tambahan secara mandiri. Selain itu, keterampilan baru juga bisa menjadi investasi jangka panjang yang berguna di masa depan.

Terakhir dan yang paling utama adalah tetap positif dan semangat. Krisis keuangan memang bisa sangat menekan, tapi ingatlah bahwa kamu tidak sendirian (artinya, hindarilah bersikap ekslusif; introvert). Banyak anak kosan lain khususnya bagi mahasiswa yang berjuang merantau ke kota, juga berjuang menghadapi situasi yang sama. Jaga semangat dan selalu berpikir positif, karena sikap yang positif bisa membantu kamu menemukan solusi terbaik dalam menghadapi setiap tantangan.

Menghadapi krisis keuangan memang tidak mudah, terutama bagi anak kosan yang jauh dari keluarga. Namun, dengan kreativitas, strategi, dan semangat yang pantang menyerah, kamu pasti bisa melewati masa-masa sulit ini. Ingatlah bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk belajar dan tumbuh. Semoga tips dan trik di atas bisa membantu kamu bertahan hidup di tengah krisis keuangan. Tetap semangat dan jangan pernah menyerah! Terima kasih.

Oleh: Rahmad Tri Hadi (Penulis dan Mahasiswa Doktoral Filsafat Islam Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button