Tantangan Dakwah Muhammadiyah dalam Milad 112 di Era Milenial Menjangkau Generasi Z
PDM DEPOK – Oleh: Ahmad Fihri*
Dalam era digital yang serba canggih ini, tantangan dakwah Muhammadiyah di era milenial di milad 112 untuk membangun Indonesia berkemajuan semakin kompleks. Generasi Z, yang tumbuh dalam ketergantungan teknologi, sering kali sulit dijangkau dengan pesan-pesan tradisional. Oleh karena itu, dakwah harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan menginspirasi.karena sejatinya Karakteristik Dakwah Muhammadiyah selalu mengajak orang kepada jalan Allah, mengajak pada ajaran Islam, menyuruh pada hal-hal ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar.( Qs Ali Imron : 104 dan 110).dan Generesai Z adalah bagian dari kumpulan keummatan.
Generasi Z terkenal dengan sikap kritis dan skeptis mereka terhadap segala sesuatu, termasuk agama dan kepercayaan. Mereka lebih cenderung mencari informasi melalui internet daripada mengikuti tradisi lisan yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Oleh karena itu, tantangan terbesar bagi para dai dan penceramah adalah membangun kredibilitas yang kuat dan membuat pesan-pesan dakwah mereka relevan dengan kehidupan sehari-hari generasi ini.Materi-materi dakwah yang dilengkapi dengan penelitian, data, dan referensi yang dapat dipercaya akan lebih mudah diterima oleh Generasi Z. Para dai/muballighin Muhammadiyah juga perlu menggunakan media sosial dan platform digital lainnya untuk menyebarkan pesan dakwah mereka secara lebih luas, efektif dan masif.
Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks agama Islam. Perkembangan teknologi dan perubahan sosial telah membentuk pandangan dan praktik agama dalam kalangan generasi ini dengan cara yang unik. Di bawah ini, kita akan menjelaskan beberapa pengaruh utama Generasi Z dalam agama Islam dan dakwahnya ;
- Teknologi sebagai Sarana Keagamaan
Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dalam era teknologi digital. Mereka memiliki akses mudah ke informasi dan sumber daya keagamaan melalui internet, aplikasi seluler, dan media sosial. Hal ini telah mengubah cara mereka memperoleh pengetahuan tentang Islam, dengan banyak di antara mereka menggunakan platform online untuk memahami ajaran agama, mengekspresikan keyakinan mereka, dan berpartisipasi dalam diskusi agama.
- Aktivisme Sosial
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang peduli terhadap isu-isu sosial, termasuk isu-isu keadilan sosial yang berkaitan dengan Islam. Mereka terlibat dalam aktivisme sosial dan mencoba mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan dalam Islam. Banyak dari mereka terlibat dalam gerakan sosial yang berfokus pada perbaikan lingkungan, hak asasi manusia, dan penanggulangan kemiskinan.
- Toleransi dan Inklusi
Generasi Z sering kali lebih terbuka terhadap perbedaan dan lebih inklusif dalam pandangan mereka terhadap agama. Mereka cenderung menerima beragam pandangan dan praktik Islam, serta menghormati hak setiap individu untuk menjalani kehidupansesuai dengan keyakinan mereka sendiri. Ini mencerminkan pemahaman yang lebih inklusif terhadap agama dan budaya.
- Tantangan Identitas
Bagi sebagian Generasi Z yang dibesarkan di lingkungan multikultural, mereka mungkin menghadapi tantangan dalam memahami identitas mereka sebagai Muslim. Mereka dapat merenungkan cara-cara untuk memadukan keyakinan Islam dengan budaya tempat mereka tinggal, yang dapat menciptakan diskusi penting tentang identitas keagamaan.
Secara keseluruhan, Generasi Z telah membawa perubahan signifikan dalam cara Islam dipraktikkan dan dipahami. Mereka menunjukkan ketertarikan yang kuat dalam isu-isu sosial, toleransi, dan inklusivitas, sambil menghadapi tantangan yang unik dalam memahami identitas keagamaan mereka dalam dunia yang semakin terhubung secara digital dan multikultural. Perubahan ini memperkaya diskusi tentang agama Islam dan menginspirasi perdebatan yang mendalam tentang bagaimana Islam berkembang dalam konteks zaman ini.
5. Tantangan Pergeseran Paradigma
Pergeseran paradigma juga merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam dakwah di era milenial. Tradisi dakwah yang berfokus pada pengajaran dalam konteks formal, seperti ceramah atau kuliah, mungkin tidak lagi efektif bagi Generasi Z. Mereka lebih suka interaksi sosial yang lebih santai dan informal, seperti diskusi kelompok kecil, forum online, atau kelas praktikal.Oleh karena itu, para dai perlu mencari cara baru untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah mereka. Misalnya, mengadakan diskusi atau pengajian di kafe-kafe atau ruang komunitas yang disukai oleh Generasi Z. Konsep-konsep dakwah yang kompleks juga perlu dijelaskan dengan bahasa yang sederhana, menarik, dan santai.
- Pemanfaatan Teknologi dan Media Sosial
Generasi Z adalah pengguna aktif dari berbagai platform media sosial. Oleh karena itu, para dai dai dan muballighin Muhammadiyah harus memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk memperluas jangkauan dakwah mereka. Membuat konten dakwah yang menarik, seperti podcast, video animasi, atau meme, dapat membantu menjangkau Generasi Z dengan cara yang mereka pahami dan nikmati.Dakwah melalui media sosial juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan Generasi Z. Para dai dapat menjawab pertanyaan, memberikan klarifikasi, atau menyampaikan pendapat mereka secara online. Dengan adanya kesempatan ini, dakwah dapat menjadi lebih personal dan berarti bagi Generasi Z.
7. Adaptasi Terhadap Perubahan Lingkungan
Tantangan terakhir dalam dakwah di era milenial adalah perubahan lingkungan sosial, budaya, dan politik. Generasi Z hidup dalam dunia yang serba terhubung dan multikultural. Mereka terbuka terhadap perbedaan dan menolak fanatisme serta intoleransi.Dalam menjawab tantangan ini, dakwah Muhammadiyah harus mengambil sikap yang inklusif dan menghormati perbedaan. Para dai perlu menyadari dan menghargai konteks kekinian yang beragam, dan menghadirkan pesan dakwah yang memperkuat nilai-nilai kedamaian, toleransi, dan saling menghormati.
Dalam kesimpulan, dakwah di era milenial menghadapi tantangan yang unik dan kompleks. Para dai dai/ Muballighin Muhammadiyah perlu melakukan adaptasi dan inovasi baik itu sisi profil dai dan metodologi dalam penyampaian pesan untuk mencapai Generasi Z yang kritis dan skeptis. Dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial, serta menjaga sikap inklusif dan menghormati, dakwah dapat sukses menjangkau, menginspirasi, dan membantu generasi muda untuk memahami dan mempraktikkan nilai-nilai keagamaan.
Jawaban Tantangan Dakwah Muhammadiyah di Era Milenial
Di era milenial yang serba digital ini, tantangan dalam melakukan dakwah semakin kompleks. Teknologi yang terus berkembang memberikan kemudahan namun juga membawa dampak negatif. Oleh karena itu, para da’i dan Muballighin Muhammadiyah harus mampu menghadapi tantangan ini dengan strategi yang sesuai. Artikel ini akan menjelaskan dengan lengkap jawaban tantangan dakwah Muhammadiyah di era milenial serta memberikan panduan yang dapat diikuti untuk melakukan dakwah yang efektif.
- Tantangan Teknologi dan Perubahan Sosial
Teknologi telah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam praktik dakwah. Internet dan media sosial memungkinkan pesan-pesan dakwah untuk menyebar dengan cepat dan mudah ke seluruh penjuru dunia. Namun, seiring dengan itu juga muncul tantangan baru seperti informasi yang tidak terverifikasi, hoax, dan fitnah yang dapat merusak citra dakwah Islam.
Untuk mengatasi tantangan ini, seorang da’i/muballigh perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman yang kuat tentang agama Islam serta keterampilan digital yang memadai. Selain itu, penting juga untuk selalu menggunakan sumber informasi yang terpercaya dan memverifikasi setiap informasi sebelum membagikannya kepada orang lain.
- Tantangan Pemahaman dan Kesadaran
Di era milenial ini, pemahaman dan kesadaran terhadap agama seringkali terabaikan atau dipengaruhi oleh budaya populer yang serba instan dan konsumtif. Masyarakat lebih cenderung mengikuti tren dan mengabaikan nilai-nilai agama yang sebenarnya. Hal ini memberikan tantangan bagi para da’i/muballigh untuk menjelaskan ajaran agama dengan cara yang relevan, menyentuh, dan memahami situasi yang dihadapi oleh generasi milenial.
Untuk mengatasi tantangan ini, perlu dikembangkan pendekatan dakwah yang kreatif, ramah dan menginspirasi untuk menarik perhatian generasi milenial. Menggunakan media kreatif seperti video animasi, podcast, atau postingan visual yang menarik dapat membantu menyampaikan pesan dakwah secara efektif di kanal kanal media sosial seperti IG (instagram), Tiktok, Twitter, Youtube , dll
FAQ
- Apa peran teknologi dalam dakwah di era milenial?
Teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam dakwah di era milenial. Dengan adanya internet dan media sosial, pesan-pesan dakwah dapat dengan mudah dan cepat menyebar ke berbagai penjuru dunia. Namun, peran teknologi juga memiliki dampak negatif seperti hoaks dan fitnah yang dapat merusak citra dakwah Islam. Oleh karena itu, para da’i perlu pintar menggunakan teknologi dengan bijak untuk menyampaikan pesan yang benar dan tidak mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak terverifikasi.
- Bagaimana cara meningkatkan pemahaman dan kesadaran agama dalam dakwah di era milenial?
Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran agama dalam dakwah Muhammadiyah di era milenial, para da’i/muballigh perlu menggunakan pendekatan yang kreatif dan mengikuti perkembangan tren sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan ajaran agama secara relevan dengan situasi yang dihadapi oleh generasi milenial. Penggunaan media yang menarik seperti video animasi, podcast, atau postingan visual, dapat membantu menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang lebih efektif.
Kesimpulan
Muhammadiyah sebagai ormas dan gerakan dakwah dalam menjalankan dakwah di era milenial memang memiliki tantangan tersendiri. Namun, dengan menggunakan pendekatan yang tepat dan memanfaatkan teknologi dengan bijak, tantangan tersebut dapat diatasi. Penting bagi para da’i dan aktivis dakwah serta muballighin Muhammadiyah untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang kuat tentang agama Islam serta keterampilan digital yang memadai. Selain itu, penggunaan media kreatif dan relevan sangat penting untuk menarik perhatian generasi milenial dan menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang lebih efektif.
Mari kita semua menjadi bagian dari gerakan dakwah Muhammadiyah yang produktif di era milenial ini. Mulailah dengan meningkatkan pemahaman kita tentang agama, ideologi Muhammadiyah, pedoman hidup islami warga Muhammadiyah, matan keyakinan dan cita hidup Muhammadiyah dan membagikan pesan-pesan positif melalui media sosial dan teknologi lainnya. Dengan begitu, kita dapat memberikan kontribusi positif dan menjadi agen perubahan untuk masyarakat sekitar kita.
*Wakil Ketua PDM Depok Bidang Tabligh dan Haji Umroh 2022-2027