KeislamanPersyarikatan

Sambut Idul Fitri, Mari Perbanyak Takbir

Hari Raya Idulfitri adalah momen suci yang dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat Islam menyambut hari kemenangan dengan sukacita dan penuh syukur.

Salah satu amal ibadah yang sangat dianjurkan dalam menyambut Idulfitri adalah memperbanyak takbir. Tradisi ini bukan sekadar seruan syiar, melainkan juga wujud pengagungan kepada Allah atas segala petunjuk dan nikmat yang telah diberikan.

Memperbanyak takbir pada malam dan hari Idul Fitri memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 185:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Tradisi takbir ini juga telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah riwayat yang disampaikan oleh Imam Asy-Syafi’i, Ibnu Umar, seorang sahabat terkemuka, selalu mengumandangkan takbir dengan suara yang dikeraskan saat menuju tempat salat pada hari ‘Id:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ كَانَ إِذَا غَدًا إِلَى الْمَصَلَّى يَوْمَ العِيْدِ كَبَّرَ فَرَفَعَ صَوْتَهُ بِالتَكْبِيْرِ

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia apabila pergi ke tanah lapang di pagi hari ‘Id, ia bertakbir dengan mengeraskan suara takbirnya.” (HR. Asy-Syafi’i).

Bahkan, beliau melanjutkan takbir hingga tiba di tempat salat dan hanya berhenti ketika imam duduk untuk memulai khutbah:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ كَانَ إِذَا غَدًا إِلَى الْمَصَلَّى يَوْمَ الْفِطْرِ إِذَا طَلَعَتْ الشَّمْسُ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِي الْمَصَلَّى يَوْمَ الْعِيدِ ثُمَّ يُكَبِّرُ بِالْمُصَلِيَّ حَتَّى إِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ تَرَكَ التَكْبِيرَ

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia apabila pergi ke tempat salat pada pagi hari Idul Fitri ketika matahari terbit, ia bertakbir hingga sampai ke tempat salat pada hari ‘Id, kemudian di tempat salat itu ia bertakbir pula, sehingga apabila imam telah duduk, ia berhenti takbir.” (HR. Asy-Syafi’i).

Dari teladan ini, kita dapat melihat betapa takbir menjadi bagian tak terpisahkan dari semarak Idul Fitri. Takbir bukan hanya ungkapan lisan, tetapi juga pengingat akan kebesaran Allah yang telah membimbing kita melewati bulan suci Ramadan.

Ucapan takbir yang biasa dilantunkan oleh umat Islam adalah:

اللهُ أَكْبَرَ اللهُ أَكْبَر لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرِ اللَّهُ أَكْبَرِ وَ لِلَّهِ الْحَمْدُ

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah.”

Di tengah hiruk-pikuk persiapan menyambut Idul Fitri 1446 H, mari kita jadikan takbir sebagai pengingat hati. Bukan hanya sebagai tradisi, tetapi sebagai wujud ketaatan dan cinta kepada Allah. Ketika takbir berkumandang dari masjid, rumah, hingga jalanan, ia menjadi simbol kemenangan spiritual yang telah kita raih.

Related Articles

Back to top button