Esai/Opini

Muhammadiyah dan Kearifan Lokal Bagian dari Pilar Menuju Indonesia Berkemajuan

PDM DEPOK – Oleh Atrik Tris*

Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya dan kearifan lokal, dari Sabang hingga Merauke. Setiap daerah memiliki nilai-nilai unik yang telah dijaga dan diwariskan secara turun-temurun, dan mencerminkan identitas bangsa yang majemuk juga heterogen. Namun, dalam upaya mencapai cita-cita “Indonesia Berkemajuan,” perlu adanya integrasi antara nilai-nilai ke-Islaman yang progresif dan kearifan lokal. Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam modernis, berperan penting dalam proses ini dengan menjunjung nilai-nilai Islam yang relevan sekaligus menghormati kekayaan budaya lokal. Bagaimana Muhammadiyah dapat mengoptimalkan perannya dalam upaya ini? Berikut beberapa hal yang perlu kita pahamkan bersama;

  1. Islam yang Berkemajuan dan Relevansi dengan Kearifan Lokal

Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang berorientasi pada modernisasi dan kemajuan. Di satu sisi, Muhammadiyah mendorong umat Islam untuk berpikir terbuka dan rasional serta mengedepankan kemajuan ilmu pengetahuan. Namun, modernisasi yang diterapkan bukanlah untuk menghapus identitas budaya lokal. Sebaliknya, Muhammadiyah dapat memberikan warna ke-Islaman yang memelihara serta memperkuat kearifan lokal sebagai bagian dari identitas bangsa.

Kearifan lokal mengandung nilai-nilai yang sering kali selaras dengan ajaran Islam, seperti gotong-royong, kejujuran, dan menghormati sesama. Dalam konteks Muhammadiyah, nilai-nilai ini dapat dipadukan dengan prinsip-prinsip Islam yang berkemajuan, menjadikannya relevan dengan tantangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya.

  1. Pendidikan dan Penguatan Karakter dengan Sentuhan Kearifan Lokal

Salah satu kontribusi Muhammadiyah yang terbesar dalam masyarakat adalah di bidang pendidikan. Ribuan sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah tersebar di seluruh Indonesia, menjadi tempat strategis untuk mengajarkan nilai-nilai ke-Islaman sekaligus memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal. Misalnya, dengan memperkenalkan tradisi lokal yang mengandung nilai-nilai baik, generasi muda dapat belajar memahami dan menghargai identitas budaya daerah masing-masing.

Dalam kegiatan belajar-mengajar, Muhammadiyah juga dapat mengintegrasikan kearifan lokal sebagai bagian dari penguatan karakter dan cinta tanah air. Pembelajaran yang menekankan nilai-nilai lokal, seperti etos kerja keras di masyarakat agraris atau semangat merantau di masyarakat pesisir, akan membuat siswa memiliki kepekaan terhadap nilai budaya sekaligus siap untuk menghadapi tantangan global.

  1. Pendekatan Dakwah Inklusif yang Mengedepankan Dialog Budaya

Pendekatan dakwah Muhammadiyah selama ini terkenal dengan metode yang mengedepankan akal dan kemajuan. Dalam konteks budaya lokal, Muhammadiyah bisa memperkuat pendekatan dakwah inklusif dengan mengajak dialog budaya. Dengan memahami tradisi dan nilai-nilai yang ada di masyarakat, Muhammadiyah akan lebih mudah diterima dan menjadi mitra dalam transformasi sosial.

Muhammadiyah dapat mengadakan program pengenalan budaya dalam kegiatan-kegiatan sosial keagamaan. Misalnya, dalam penyelenggaraan kegiatan Tabligh Akbar, Muhammadiyah bisa memanfaatkan simbol-simbol budaya lokal, seperti pakaian adat atau kesenian daerah, yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan demikian, Islam yang berkemajuan bisa menyatu dengan budaya tanpa kehilangan prinsip-prinsip syariat.

  1. Muhammadiyah sebagai Pionir Pengembangan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal

Pemberdayaan ekonomi adalah aspek penting dalam mewujudkan Indonesia yang berkemajuan. Di sini, Muhammadiyah dapat berperan sebagai pionir dalam mengembangkan ekonomi lokal yang berbasis pada potensi daerah masing-masing. Mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di pedesaan, Muhammadiyah bisa mendorong program pemberdayaan ekonomi yang selaras dengan karakter budaya setempat.

Misalnya, di daerah dengan potensi pertanian, Muhammadiyah dapat memfasilitasi pelatihan teknologi pertanian yang modern namun tetap memperhatikan tradisi agraris lokal. Begitu pula di daerah pesisir, Muhammadiyah dapat memberdayakan nelayan melalui teknologi pengolahan hasil laut yang tetap menjaga kelestarian laut, yang merupakan bagian dari kearifan masyarakat pesisir.


  1. Membangun Indonesia Berkemajuan dengan Menjaga Identitas dan Harmoni Sosial

Indonesia yang berkemajuan tidak hanya membutuhkan inovasi dan kemajuan teknologi, tetapi juga keharmonisan sosial yang didasarkan pada identitas dan budaya bangsa. Muhammadiyah, dengan pengalaman lebih dari satu abad sebagai organisasi yang kokoh di akar rumput, dapat menjadi penggerak harmoni ini dengan menjaga dan mengembangkan kearifan lokal sebagai bagian dari identitas bangsa.

Kolaborasi antara Muhammadiyah dan komunitas lokal dapat memperkuat kohesi sosial, mengurangi potensi konflik budaya, dan meningkatkan kebanggaan nasional. Dengan demikian, Indonesia berkemajuan bukanlah konsep yang berjarak dari masyarakat, tetapi tumbuh dari masyarakat yang mencintai budayanya dan memajukan bangsanya.

  1. Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dengan Pendekatan Sosial-Budaya

Cinta tanah air adalah bagian integral dari iman, dan dalam konteks Indonesia, nilai ini sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Muhammadiyah dapat mengajak masyarakat untuk mencintai budaya lokal sebagai wujud cinta pada Indonesia. Gerakan sosial-budaya yang dilakukan Muhammadiyah juga dapat diarahkan pada pelestarian lingkungan hidup, kearifan lokal dalam bercocok tanam, serta menjaga ekosistem setempat. Dengan memahami dan menghargai lingkungan serta budaya lokal, masyarakat akan merasa lebih dekat dengan tanah airnya dan lebih peduli dalam menjaga harmoni sosial.

  1. Revitalisasi Seni dan Kesenian Lokal sebagai Sarana Pemersatu

Seni dan budaya tradisional memiliki daya tarik tersendiri yang dapat menyatukan masyarakat lintas generasi dan suku. Muhammadiyah dapat memberikan perhatian lebih pada revitalisasi kesenian lokal, seperti teater tradisional, musik, atau tarian daerah, yang juga bisa dimodifikasi agar memiliki nilai edukasi dan dakwah. Dengan memperkenalkan kembali kesenian lokal dalam berbagai kegiatan, Muhammadiyah dapat memperkuat identitas budaya masyarakat sambil menyisipkan pesan-pesan keagamaan dan moral.

Sebagai contoh, kegiatan festival budaya yang diadakan Muhammadiyah di berbagai daerah dapat menampilkan beragam kesenian lokal sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan pada generasi muda, memperkokoh rasa persatuan, dan mengembangkan rasa bangga terhadap warisan budaya bangsa.

  1. Mewujudkan Konsep Islam Berkemajuan yang Menyatu dengan Identitas Budaya Indonesia

Sebagai gerakan Islam yang berorientasi pada kemajuan, Muhammadiyah dapat menekankan bahwa ajaran Islam sejatinya tidak meniadakan tradisi selama tradisi tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama. Dalam hal ini, Muhammadiyah bisa menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai universal Islam dengan nilai-nilai luhur budaya Nusantara. 

Pendekatan ini menciptakan harmoni antara agama dan budaya, menghasilkan praktik keagamaan yang menyatu dengan identitas bangsa.Misalnya, Muhammadiyah dapat mengembangkan bentuk ibadah sosial yang berakar pada budaya lokal, seperti kegiatan gotong royong, bakti sosial, atau acara adat yang sudah menjadi tradisi di berbagai daerah. Dengan demikian, konsep “Islam Berkemajuan” yang diusung Muhammadiyah bukan hanya maju secara keilmuan dan teknologi, tetapi juga menyatu dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

  1. Muhammadiyah Menuju Indonesia Berkemajuan: Sinergi Islam, Budaya, dan Pembangunan Bangsa

Dalam visi “Indonesia Berkemajuan,” Muhammadiyah mampu menjadi motor penggerak yang mengusung kemajuan dengan tetap mengakar pada identitas budaya bangsa. Integrasi nilai-nilai Islam yang berkemajuan dengan kearifan lokal menciptakan jalan yang harmonis untuk membangun Indonesia yang sejahtera, berdaya saing, namun tidak kehilangan jati dirinya. Peran Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada ranah dakwah keagamaan, tetapi juga meluas hingga mencakup bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.

Dengan pendekatan yang menghormati kearifan lokal, Muhammadiyah memperlihatkan bahwa Islam yang progresif dan relevan dapat berdampingan dengan tradisi dan budaya bangsa. Sinergi ini tidak hanya menciptakan tatanan sosial yang lebih inklusif, tetapi juga memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dalam berbagai aspek.

Di masa mendatang, Muhammadiyah diharapkan terus menguatkan komitmen ini, menjadi teladan dalam memadukan nilai ke-Islaman dengan budaya, serta mengajak masyarakat Indonesia untuk maju bersama, dengan tetap bangga dan setia pada identitas budaya bangsa. Inilah wujud dari “Indonesia Berkemajuan” yang sejati: sebuah bangsa yang maju dalam teknologi dan pengetahuan, serta kuat dan harmonis dalam budaya dan keagamaan.

Indonesia berkemajuan bukan hanya konsep yang mengarah pada pencapaian ekonomi, sains, dan teknologi, tetapi juga mengenai bagaimana bangsa ini tetap menghormati dan menjaga identitas budayanya di tengah perubahan zaman. Muhammadiyah memiliki peluang besar untuk memainkan peran penting dalam menciptakan Indonesia yang modern dan berdaya saing namun tetap teguh pada akar budayanya. Kolaborasi antara nilai-nilai Islam yang progresif dan kearifan lokal akan menjadi kekuatan utama dalam membangun karakter bangsa yang kokoh dan inklusif.

Dengan pendekatan yang inklusif, berorientasi pada kemajuan, dan menghargai kearifan lokal, Muhammadiyah dapat terus menjadi penggerak transformasi sosial yang menjaga persatuan, identitas, dan martabat bangsa Indonesia. Inilah peran nyata Muhammadiyah dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Berkemajuan, negara yang maju, modern, tetapi tidak tercerabut dari akar budaya dan nilai luhur yang telah diwariskan.

Kesimpulan

Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam membangun Indonesia yang berkemajuan dengan tetap menjaga kekayaan budaya lokal. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ke-Islaman yang modern dengan kearifan lokal, Muhammadiyah tidak hanya mendorong umat menuju kemajuan, tetapi juga memastikan bahwa kemajuan tersebut didasarkan pada nilai-nilai luhur bangsa. Inilah sejatinya cita-cita “Indonesia Berkemajuan” yang diharapkan: bangsa yang maju, modern, namun tetap kokoh berakar pada identitas budayanya.

Dalam konteks tantangan globalisasi dan modernisasi yang semakin kuat, bangsa yang maju adalah bangsa yang tidak kehilangan jati dirinya. Muhammadiyah dapat membantu menjaga agar Indonesia tetap kokoh berdiri di atas fondasi nilai budaya yang kuat dan tidak tercerabut dari akar lokalnya. Organisasi ini dapat terus memperkuat gerakan “Islam yang berkemajuan” dengan mengusung spirit kemodernan yang tetap menghargai keberagaman budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Birton, Muhammad Nur A.2010.Ideologi Ekonomi Muhammadiyah.Jakarta:Artikel disampaikan pada Muktamar 1 Abad Muhammadiyah

Khaidir, Piet Hazballah. et.al. Sekretaris PDM Lamongan sekaligus Direktur STIKSI Lamongan yang berjudul “Menjadi Guru itu mulia” 30 tahun kami mengabdi. 

Kuntowijoyo. (1995). Intelektualime Muhammadiyah Menyongsong Era Baru (Cetakan 1). Bandung: Mizan.

Mafidin. (2012). Studi Literatur tentang Peran Muhammadiyah dalam Mengembangkan Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Tarbawi, 1(1), 43–53

Makalah ilmiah kajian Muhammadiyah, Musycab ke-5 PCM dan PCA Sekaran, 25 Juli 2023.

Martono, N. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Ritzer, G. (2011). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Penerbit Kencana

Sari, Zamah dkk. Kemuhammadiyahan. Jakarta: Uhamka-Press

Tausiyah ketua PDM Lamongan, Drs.Shodikin, M.Pd. Saat pengukuhan PCM dan PCA Sekaran  dengan link youtub atas nama Joko Winarso, https://you.tub/M3kaXMiowBA?si=OkxKeHVze1DVOrZQ

 

*Anggota LBSO PDA Lamongan, Jatim

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button