Persyarikatan

Bali International Student Festival 2024: Membangun Kolaborasi Lintas Budaya untuk Solusi Global

PDMDEPOK.COM – Bali International Student Festival (BISF) 2024 sukses digelar dengan menghadirkan berbagai sesi panel yang mempertemukan mahasiswa dan ahli dari berbagai bidang untuk berdiskusi mengenai tantangan global saat ini. Acara yang berlangsung selama tiga hari ini memberikan platform bagi para partisipan untuk berbagi ide, memperdalam wawasan, dan berkolaborasi dalam mencari solusi inovatif terhadap isu-isu global.

Pada hari kedua, para partisipan dibagi ke dalam berbagai sesi panel melalui breakout room sesuai dengan minat mereka. Panel-panel ini menghadirkan tema-tema menarik, seperti Tourism, Youth Empowerment, Education, Finance, Peace and Security, dan Climate Change. Pembicara-pembicara terkemuka yang hadir antara lain Eliana Angela, Anak Agung Mia Itentilia S.IP., M.A., Samantha Elisabeth, M.I.Kom., C.P.S., Astrid Nadya Rizkita, Audi Sefria, Agustinus Allan Porajow, Bhagasjati Kusuma, Azira Ahimsa, M. Akif Tholibul Huda, Carlene Putri Darius, Fithra Faisal, Alya Shafira Mashuri, Shashank Verma, Burak Kesanlioglu, Kenzie Ryvantya, Putri Rahma Asri, Gita Palgunadi, dan Dheamyra Aysha Ihsanti. Setiap sesi panel ini dirancang untuk memperkaya wawasan peserta dengan berbagai sudut pandang dari para ahli di bidangnya, memberikan kesempatan untuk berdiskusi, serta memperdalam pemahaman terhadap isu-isu global yang dihadapi saat ini.

Hari ketiga BISF 2024 memberikan kesempatan bagi peserta untuk terlibat dalam diskusi mendalam berdasarkan tema yang dipilih. Diskusi ini bertujuan untuk menggali solusi kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan global seperti pariwisata berkelanjutan, pemberdayaan pemuda, pendidikan yang inklusif, serta perubahan iklim dan keamanan. Setiap diskusi menjadi kesempatan untuk berbagi ide dan berkolaborasi langsung dengan sesama mahasiswa dan para ahli, menjadikan hari tersebut sebagai platform dinamis untuk mengembangkan perspektif global para peserta.

Pada hari keempat, yang merupakan Presentation Day, setiap panel diberikan waktu 15 menit untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Panel Tourism membahas isu overtourism di Bali, panel Peace and Security menyajikan analisis mengenai stabilitas global dalam menghadapi Mega Election 2024, sementara panel Youth Empowerment membahas keadilan dan kesetaraan bagi penyandang disabilitas.

Panel Finance fokus pada kesadaran akan masalah resesi global dan solusi bagi generasi muda, panel Climate Change mengeksplorasi isu green-washing dalam produk yang dipasarkan, dan panel Education membahas peran kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan. Acara ditutup dengan sesi voting yang memberikan penghargaan Best Presentation kepada panel Climate Change, Best Idea kepada panel Tourism, dan penghargaan Best Delegate kepada Naura Yazmi (Peace & Security), Yap Wen Min (Climate Change), Rifqi Ananda (Youth Empowerment), Florencia Merrie Burhan (Education), Anra Querina Lubis (Tourism), dan Gwen Muninggar Maharani (Finance).

Dalam closing remarks-nya, Zia, salah satu perwakilan dari Board of Directors IYF, menekankan pentingnya kolaborasi lintas budaya yang telah terjalin melalui festival ini.

“Melalui acara ini, kita tidak hanya membangun koneksi antara orang-orang dari berbagai budaya, tetapi juga mendorong pertukaran pengetahuan yang dapat membawa dampak nyata. Saya berharap wawasan yang kalian peroleh selama festival ini akan menginspirasi kalian untuk mengambil tindakan di komunitas masing-masing dan terus belajar satu sama lain,” tutupnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button