Srikandi IMMawati Fokus pada Isu Gender

PDM DEPOK, JAKARTA – Bidang IMMawati PK IMM FKIP Uhamka Jakarta Timur sukses menggelar kegiatan Srikandi, pada 24-26 Mei 2024. Agenda Srikandi tahun ini mengusung tema “Responsivitas: Penguatan Jati Diri IMMawati dalam Merespon Isu Gender di Era Digital”.
Wakil Dekan IV FKIP Uhamka, Amirullah, dalam sambutannya menekankan pentingnya diskusi mengenai isu gender. “Kegiatan ini perlu didiskusikan terutama mengenai isu gender. Memang tidak banyak yang melirik isu-isu gender ini, terlepas dari banyaknya sorotan di media digital, namun responsibilitas masyarakat masih kurang dalam merespons isu-isu gender ini,” ujarnya.
Menurut dia, meskipun informasi tentang isu-isu gender sudah banyak tersedia, kesadaran dan pemahaman masyarakat masih perlu ditingkatkan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PC IMM Jakarta Timur, Alif, mengungkapkan, kegiatan ini sangat memotivasi untuk arah gerak bidang IMMawati, patut di apresiasi karena baru Komisariat PK IMM FKIP Uhamkalah yang sudah melaksanakan kegiatan perkaderan pendukung yaitu sekolah pendidikan IMMawati di tingkat komisariat.
“Dan bisa menjadikan motivasi untuk komisariat lain supaya dapat melaksanakan kegiatan yang dapat memotivasi dan menguatkan jati diri IMMawatinya,” ungkapnya.
Srikandi season IV ini dihadiri oleh 15 peserta, yang merupakan kader elit dan kritis yang memiliki komitmen kuat untuk mengikuti sekolah pendidikan IMMawati ini. Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari latar belakang yang beragam, tetapi juga menunjukkan semangat tinggi dalam memperjuangkan kesetaraan gender.
Kegiatan ini memiliki makna mendalam bagi para pesertanya. Melalui diskusi dan pembelajaran intensif, para kader diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang responsif terhadap isu-isu gender, khususnya di era digital yang semakin kompleks. Digitalisasi telah membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam isu-isu gender.
Namun, tantangan baru juga muncul, seperti penyebaran informasi yang salah atau bias gender yang tersebar luas melalui media digital. Oleh karena itu, penguatan jati diri IMMawati dalam merespon isu-isu gender di era digital menjadi sangat krusial. (CSD)