Amal Usaha MuhammadiyahPersyarikatan

Ground Breaking Sekolah Muhammadiyah Salman Al Farisi: Wujudkan Pendidikan Untuk Semua

PDMDEPOK.COM – Pagi yang kelabu di Kota Depok, usai hujan semalaman hingga pagi, tidak menyurutkan semangat warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Limo, Cinere. Tanggal 9 Februari 2025 atau bertepatan dengan 10 Sya’ban 1446 H menjadi momen bersejarah bagi mereka. Di hari ini, dilaksanakan acara ground breaking pembangunan Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Salman Al Farisi di Jl. Rotan, RT 002, RW 001, Kecamatan Limo, Cinere.

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Ketua PP Muhammadiyah Dr. H. Anwar Abbas, MM. M.Ag., Ketua Umum GP Anshar Dr. Addin Jauharuddin, Anggota Dewan Fraksi PKS Ubaidillah, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Prof. Dr. Ma’mun Murod Al Barbasyi, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok Ali Wartadinata, serta ratusan warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Limo. Diperkirakan jumlah peserta mencapai 250 orang. Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan dan atraksi siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 Meruyung, Limo, Depok.

SD Muhammadiyah Salman Al Farisi akan dibangun di atas lahan wakaf seluas 1.000 m² yang dihibahkan oleh Bapak Novi Sugianto. Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Limo, Giman Muslih Amrullah, menyampaikan rasa syukur sekaligus tantangan ke depan.

“Saat ini Muhammadiyah Limo Cinere merasakan kegembiraan sekaligus kesedihan. Gembira karena mendapatkan tanah wakaf seluas 1.000 m² dengan nilai fantastis sekitar Rp 4 miliar. Namun, kami juga sedih karena pembangunan gedung sekolah membutuhkan dana sekitar Rp 6 miliar, sementara dana yang ada baru sekitar Rp 200 juta,” ungkap Giman.

Rasa optimisme turut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Depok, Ali Wartadinata, yang mengutip ayat Al-Qur’an, “Laa Tahzan, Innallaha Ma’anaa,” yang berarti, “Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Ia meyakinkan bahwa jika dipikirkan dan diupayakan bersama, dana sebesar itu bukanlah hal yang sulit.

Ali Wartadinata juga menekankan pentingnya menjadikan sekolah ini inklusif, terbuka untuk semua kalangan, termasuk siswa dari Nahdlatul Ulama (NU) maupun non-Muslim.

“Sekolah Muhammadiyah harus menjadi sekolah inklusif, bukan eksklusif. Jika ada saudara kita dari NU atau agama lain seperti Kristen, Hindu, dan Buddha yang ingin bersekolah di sini, jangan sampai ditolak. Sekolah Muhammadiyah adalah untuk semua kalangan,” tegas Ali.

Kegiatan ground breaking ini terasa istimewa karena dihadiri oleh saudara-saudara dari GP Anshar dan Banser, dua ormas Islam terbesar di Indonesia. Ketua GP Anshar, Dr. Addin Jauharuddin, dalam sambutannya mengingatkan tentang hubungan historis antara pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan, dan pendiri NU, K.H. Hasyim Asy’ari, yang pernah berguru pada Kyai Saleh Darat.

“K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari belajar dari guru yang sama, yaitu Kyai Saleh Darat. Sebagai generasi penerus, mari kita teruskan kebersamaan ini. Sebagai warga Anshar, kami akan turut membantu menyukseskan pembangunan SD Muhammadiyah Salman Al Farisi ini,” ucap Addin.

Ketua PP Muhammadiyah, Dr. H. Anwar Abbas, dalam sambutannya mengutip surat Al-Imran ayat 103, “Hendaklah kamu berpegang teguh kepada tali agama Allah dan janganlah kamu saling bercerai-berai.”

Buya Anwar juga menyampaikan optimisme bahwa umat Islam suatu saat akan kembali memimpin dunia seperti pada masa kejayaan Islam.

Buya Anwar menutup sambutannya dengan pesan agar semua pihak bahu-membahu demi menyukseskan pembangunan sekolah ini.

“Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, duduk sendiri bersempit-sempit, duduk bersama berlapang-lapang,” pungkasnya.

Related Articles

Back to top button