Resmi Promosi ke Liga 1, PSIM Klub Sepak Bola yang Identik dengan Muhammadiyah
PDMDEPOK.COM -Pdmdepok.com – PSIM Yogyakarta telah resmi promosi ke Liga 1 Indonesia setelah sukses mengalahkan PSPS dengan skor kemenangan 2-1 pada putaran 8 besar Liga 2 musim 2024/2025. Prestasi ini menjadi catatan yang gemilang bagi PSIM yang dikenal sebagai klub yang telah lama ada dan juga menjadi pendiri PSSI. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi pendukung setia PSIM Yogyakarta, tetapi juga seluruh masyarakat Yogyakarta dan juga mengukir sejarah baru bagi klub sepak bola yang identik dengan Persyarikatan Muhammadiyah ini.
PSIM Yogyakarta merupakan salah satu klub tertua di Indonesia yang didirikan pada tahun 1929. Klub ini memiliki basis supporter yang kuat dan mengakar di Yogyakarta dan juga di kota lainnya. Pendiri PSIM ini ada beberapa orang dan dioantaranya adalah tokoh Muhammadiyah. Mereka adalah oleh Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo dan A. Hamid.
Selain itu mereka juga menjadi salah satu pendiri PSSI bersama perwakilan 7 Klub Sepak Bola bertemu dan mendirikan PSSI. Dengan semangat tinggi melawan kolonialisme maka, pada tanggal 19 April 1930, ketujuh klub tersebut adalah PSIM Yogyakarta bersama dengan VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), MIVB (PPSM Magelang), MVB (Madiun Putra FC) SIVB (Persebaya Surabaya), dan VVB (Persis Solo), turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Yogyakarta. Abdul Hamid tokoh Muhammadiyah Yogyakarta terpilih menjadi Bendahara PSSI pertama yang merupakan ayah dari Dasron Hamid (Mantan Rektor dan pendiri UMY).
PSIM juga memiliki kedekatan dan identik dengan Muhammadiyah. Selain para pendiri PSIM Yogyakarta merupakan tokoh Muhammadiyah. Beberapa pemain, pengurus, dan juga jajaran managemen merupakan tokoh Muhammadiyah. Tokoh Muhammadiyah yang pernah aktif dalam PSIM adalah Abdul Hamid, Dasron Hamid, Idham Samawi, Ismangun, Herry Zudianto, Haryadi Suyuti, Afnan Hadikusumo, , Herman Dodi, Agung Damar, Ahmad Syauqi dan masih banyak yang lain.
PSIM memiliki hubungan sejarah yang erat dengan Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sejak awal berdirinya, PSIM tidak hanya dikenal sebagai klub olahraga, tetapi juga sebagai bagian dari semangat yang sama yang dibawa oleh Muhammadiyah dalam memperjuangkan nilai-nilai semangat anti penjajagan kolonialisme. Muhammadiyah berjuang lewat Pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan juga dakwah. Sedangkan PSIM membawa semangat anti penjajahan dan kolonialisme lewat sepakbola. PSIM merupakan satu-satunya klub yang sejak awal mengunakan kata Indonesia. Karena klub yang lain waktu itu mengunakan nama Belanda. PSIM berani dan bernyali membawa nama Indonesia dikala waktu itu sangat takut karena itu dianggap sebagai pemberontak oleh Belanda. Para tokoh Muhammadiyah waktu itu semangat menyebarkan jiwa nasionalisme ke seluruh penjuru Yogyakarta.
PSIM juga memiliki beberapa klub anggota dibawahnya. Salah satunya adalah Klub PSHW. PSHW dimiliki oleh Muhammadiyah di Yogyakarta. Beberapa pemainnya merupakan Pemain PSIM dan juga pernah dipanggil Timnas Indonesia. Pemain legendarisnya adalah Djamiat Dalhar. Putra asli Kauman Yogyakarta yang merupakan kader sejati Pemuda Muhammadiyah Kauman, Pemuda Muhammadiyah Gondomanan, dan juga aktif dalam Tapak Suci Putra Muhammadiyah.
“Keterlibatan Muhammadiyah dalam sepakbola menunjukan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang berkemajuan dan adaptif dengan perkembangan zaman. Selain itu, alasan Muhammadiyah mendirikan klub sepakbola, karena di masa kolonial sepakbola adalah alat untuk membangkitkan persatuan. Di sinilah Muhammadiyah mengambil peran penting”. Seperti dikutip dalam Buku Karya Fajar Junaedi yang merupakan dosen UMY dan juga Sekretaris LPO PP Muhammadiyah pada buku Merayakan Sepakbola: Fans, Identitas, dan Media.
Dukungan Dakwah Muhammadiyah lewat Sepakbola juga sering dilakukan. Muhammadiyah serius dalam menumbuhkan bibit atlet sepak bola diantaranya dengan membuat LPO (Lembaga Pengembagan Olahraga) yang bersinergi dalam mencari bibit atlet dan juga menyelenggrakan kompetisi olahraga khususnya sepak bola. Muhammadiyah juga mempunyai klub sepak bola di Liga 3 yang diakuisisi oleh PWM Jawa Timur menjadi PSHW. Selain itu PSHW UMY, PS UAD dan juga berkompetisi di Liga 3. Muhammadiyah terus mengembangkan potensi kadernya dalam mengikuti kompetisi sepak bola.
Kehadiran Muhammadiyah sebagai bagian dari mengembangkan potensi kadernya terutama sepak bola merupakan bagian dari dakwah yang Berkemajuan dan Memberikan Pencerahan bagi seluruh masyarakat Indonesia,
Sepak bola memberikan pengaruh dalam semangat kebangkitan melawan kolialisme pada waktu dahulu. Dimana nilai-nilai keadilan, persatuan, dan kerjasama menjadi pondasi yang kuat dalam setiap perjuangan melalui sebak bola. Muhammadiyah sekarang juga menerapkan itu dalam dakwah melalui sepab bola. Dalam ranah sepak bola terus dilakukan oleh Muhammadiyah dalam mendukung kemajuan sepak bola nasional. Seperti yang dilakukan oleh Univeristas Aisyiyah Yogyakarta menjadi sponsor PSS Sleman, Universitas Muhammadiyah Surabaya menjadi sponsor Persebaya, Univeristas Muhammadiyah Surakarta memberikan beasiswa bagi pemain Timnas, SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta memiliki kelas khusus Sepak Bola, serta masih banyak lagi kontribusi Muhammadiyah bagi kemajuan lainnya. Semoga nanti semakin banyak prestasi kader Muhammadiyah dalam membuat prestasi gemilang Timnas Indonesia.
*Aunurrofiq Fitriadi (Anggota MPI PDM Kota Depok)


