DinamikaFeaturedPersyarikatan

Muhammadiyah Pulo Menjadi Ranting Pertama Selenggarakan Musyran di Depok

PDM DEPOK – Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Pulo menggelar acara Musyawarah Ranting (Musyran), Ahad 25 Safar 1445 H, bertepatan dengan 10 September 2023 M. Acara yang dilangsungkan di Gedung Serba Guna Masjid Al-Huda Ranting Muhammadiyah Pulo merupakan Musyran ke-15 sejak ranting ini resmi berdiri pada 1966.

Tema yang diusung pada Musyran kali ini “Mewujudkan Islam Berkemajuan, Memajukan Ranting Pulo”. Dalam perbincangan singkat dengan Jurnalis PDM Kota Depok, Ketua PDM Kota Depok Ali Wartadinata menyampaikan pesan singkat dan penting, pesan yang sangat erat hubungannya dengan tema di atas.

“Ini Musyran pertama di Muhammadiyah Kota Depok. Saya berharap, Pulo kembali menjadi kiblat dalam paham keagamaan berdasarkan tarjih, menguatkan gerakan jamaah, serta ada amal usaha yang memberikan layanan kepada masyarakat secara luas,” ucap Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok yang terpilih pada Musyda ke-7 pada 28 Mei 2023 kemarin.

Ali Wartadinata menegaskan berkali-kali bahwa peran Ranting itu penting. Ranting ujung tombak persyarikatan yang langsung bersentuhan dengan umat. Ranting menjadi garda terdepan dakwah Muhammadiyah. Karena itu, Ranting harus benar-benar dipegang dan dijadikan sebagai pusat pengkaderan utama.

Di akhir ceramah Musyran, Ketua PDM ini berpesan agar Ranting Pulo memiliki AUM keunggulan sebagai kekuatan distingtif, sebagaimana dahulu Ranting Pulo menjadi pusat belajar agama bagi ranting-ranting di Depok Barat dengan kehadiran Madrasah Diniyah-nya. Menjadi penguat gerakan Muhammadiyah yang mengusung semangat “Islam Berkemajuan”.

Islam Berkemajuan adalah Islam yang berakidah yang sahih. Terbebas dari bid’ah, syirik, dan khurafat. Berkomitmen pada cita-cita “al-ruju’ ilal qur’an wa sunnah”. Tidak berhenti melakukan tajdid dan ijtihad untuk menjawab tantangan zaman. Berkomitmen pada paham Islam washatiyah yang mengusung semangat keseimbangan sesuai dengan prinsip ummatan washatan yang tidak cenderung ke kiri dan ke kanan. Islam Berkemajuan yang diusung Muhammadiyah sangat memahami prinsip rahmatan lil ‘alamin, yakni Islam yang menghadirkan rahmat, kesejukan, dan diamalkan dengan penuh kegembiraan.

Ranting Muhammadiyah Pulo telah berkiprah menegakkan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dalam rentang 57 tahun. Telah dipimpin 8 (delapan) Ketua Pimpinan Ranting sejak periode pertama sampai dengan periode 2015-2022. Delapan Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pulo secara berurutan, yaitu Muhammad Mansyur (Allahuyarham), Moh. Muslim (Allahuyarham), M. Ma’ruf, Muhasyim (Allahuyarham), Kotong Junaidi (Allahuyarham), Abdul Ghofur, Abdul Mutaqin, dan Gugut Kuntari.

Tokoh Muhammadiyah Ranting Pulo generasi awal yang masih hidup didampingi Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Gugut Kuntari (paling kanan) menerima cenderamata dari warga Muhammadiyah Ranting Pulo. Dari kiri ke kanan; M. Ma’ruf, H. Sabenih, Syamain, Mawardi, dan Madyasin. H. Foto milik Nasrullah.

Gugut Kuntari pada pidato iftitah menyatakan organisasi merupakan wadah untuk bergerak dengan rapi dan teratur. Gugut menyinggung, secara kronologis, spirit dan cikal bakal dakwah pembaharuan di Pulo sudah bertumbuh teratur pada 1956 bahkan sudah mulai menggeliat pada 1948. Gerakan ini mengkristal, lebih terarah, dan terkoordinir hingga Ranting Muhammadiyah Pulo resmi berdiri.

Dalam lintasan sejarah, Muhammadiyah Ranting Pulo telah melewati dinamika perjuangan yang penuh sedu sedan. Namun, berkat kesabaran, keyakinan, serta berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah, para penggerak generasi awal Muhammadiyah terus merawat semangat dakwah mereka meskipun mendapat tekanan, baik tekanan psikis maupun tekanan fisik dari masyarakat yang belum memahami cita-cita gerakan Muhammadiyah.

Salah satu kunci keberlangsungan Muhammadiyah Pulo sampai hari ini karena ditopang oleh kebersamaan dan soliditas gerakan. Karena itu, Gugut juga menegaskan pentingnya komitmen untuk memelihara keutuhan Muhammadiyah Ranting Pulo agar tetap seiring sejalan, sebagaimana kebersamaan para pendiri awal Muhammadiyah.

Usai pidato iftitah pada acara pembukaan Musyran, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pulo memberikan cenderamata kepada generasi awal Muhammadiyah Pulo yang masih hayat mendampingi persyarikatan sampai saat ini. Mereka adalah H. Sabenih, M. Ma’ruf, Syamain, Mawardi, dan Madyasin. Para peserta Musyran diharapkan meneladani kegigihan, melanjutkan perjuangan, dan menghormati kiprah mereka sebagai penghormatan juga kepada para generasi awal yang sudah mendahului berpulang.

Yan Panani, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok Barat menyampaikan pesan dalam kata sambutannya agar warga Muhammadiyah terus berjuang sebagai “Kuntum khaira ummah ta’muruna bil ma’ruf wa tanhauwna ‘anil munkar wa tum’minuuna billah”.

Yan Panani mengingatkan musyawirin, Ranting Muhammadiyah Pulo merupakan salah satu kiblat dari ranting-ranting Muhammadiyah sekitar. Pulo menjadi ukuran bagaimana mengelola organisasi yang tumbuh berkat kegigihan menghadapi tantangan perjuangan yang tidak ringan sehingga menjadi motivasi ber-Muhammadiyah di belakang hari.

Yan Panani menyebut, motivasi ber-Muhammadiyah bisa karena faktor ideologis, yakni generasi yang lahir dari orang tua aktivis Muhammadiyah. Keberlangsungan Muhammadiyah bisa terjaga secara alami dari sini asalkan proses pengkaderan berjalan efektif. Mereka akan menjadi kader ideologis yang militan, ikhlas, dan amanah karena menjadikan perjuangan orang-orang tua mereka sebagai role model ber-Muhammadiyah mereka.

Faktor berikutnya faktor sosio-ideologis. Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah memiliki ruang gerak yang luas sebab umat Islam merupakan mayoritas. Umat mayoritas ini menjadi elemen kekuatan yang akan digandeng persyarikatan mau bersama-sama menegakkan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Tidak jarang, ada dari umat bukan saja bersimpati pada dakwah Muhammadiyah, melainkan tertarik dengan dakwah Muhammadiyah, lalu masuk Muhammadiyah, dan menjadi pejuang Muhammadiyah.

“Saya berharap, Musyran Muhammadiyah Pulo menghasilkan pimpinan dari kader militan, mumpuni, dan ikhlas supaya bisa membawa dakwah Muhammadiyah yang berkemajuan,” pungkas Yan Panani.

Usai istirahat, shalat, dan makan siang, Musyran dilanjutkan dengan tiga agenda sidang. Sidang Pleno 1 Pembacaan Tata Tertib Musyawarah Ranting, Sidang Pleno 2 Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Periode 2015-2022, dan Sidang Pleno 3 Pemilihan Anggota Pimpinan Ranting Periode 2022-2027.

Sembilan formatur terpilih hasil Musyawarah Ranting Muhammadiyah dan Aisyah Pulo Periode 2022-2027 berpose usai acara. Berdiri dari kiri ke kanan: Nasrullah, Ginanjar, Abdul Ghofur, Bhakti Agustiawan, Abdul Mutaqin, Moch. Yusuf, Wahidin, Ba’di Masturi, dan Gugut Kuntari. Duduk dari kiri ke kanan: Lestari Puji Hartini, Nurlaela R, Yusrina, Marlenawati, Widi Widayati, Esti Minarti, dan Jakiah. Foto milik Nasrullah.

Tiga sidang pleno berjalan lancar, guyub, dan mencerminkan watak dan kepribadian Muhammadiyah yang santun, kritis, dan mengedepankan semangat berkeadaban meskipun ada silang pendapat yang tajam.

Berikut ini anggota formatur terpilih Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Pulo Periode 2022-2027 yang masing-masing berjumlah 9 (sembilan) orang:

PRM Pulo:

  1. Wahidin
  2. Gugut Kuntari
  3. Abdul Mutaqin
  4. Ginanjar
  5. H. Bhakti Agustiawan
  6. Abdul Ghofur
  7. Nasrullah
  8. Mochammad Yusuf
  9. Ba’di Masturi

PRA Pulo:

  1. Marlenawati
  2. Hj. Nurlalela R.
  3. Lestari Puji Hartini
  4. Uswatun Hasanah
  5. Jakiyah
  6. Esti Minarti
  7. Yusrina
  8. Mardina
  9. Widi Widayati

Acara Musyran ditutup pukul 16.15 WIB dengan gembira. Beberapa warga persyarikatan yang beruntung mendapat doorprize yang disediakan Panitia Musyran. [Abdul]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button