Mengenal Gerakan Muhammadiyah
PDM DEPOK – Oleh: Fitratul Akbar*
Sejak mula kenal mengenal Muhammadiyah adalah saat masih anak-anak kecil, sejak saat sekolahan dan melalui informasi yang masih samar-samar, pengetahuan dari kedua orang tua, berinteraksi sosial agama, di lingkungan warga masyarakat yang dekat dengan anak usaha, pendidikan, keagamaan, kesehatan dan sosial budaya gerakan Muhammadiyah. Mengenal Muhammadiyah hanya dilingkungan sekitar saja, dari interaksi dan pengetahuan dari aktivitas dakwah, akses pendidikan kesehatan, agama dan layanan sosial dalam memberdayakan umat manusia. Namun, Muhammadiyah tumbuh berkembang meluas ke berbagai wilayah sekitarnya, memberikan warna-warni ragam dakwah dan corak pergerakan dalam menjaring menemani kondisi warga yang membutuhkan. Pun, kenal mengenal Muhammadiyah memang berawal dari bincang-bincang orang-orang sekitar, juga bergiat langsung di setiap amal-amal usaha milik Muhammadiyah. Sholat di mesjid kampus Muhammadiyah, sekolah-sekolah dan pondok pesantren Muhammadiyah, rumah sakit PKU Muhammadiyah, kampus Muhammadiyah, dan pengajian dakwah keagamaan oleh warga Muhammadiyah. Dan semacamnya. Memang, setiap manusia kenal mengenal berawal dari sesuatu yang nampak, simbolik, dan material. Lalu, ketahui lebih dalam ketika berkunjung dan berinteraksi, memahami dinamika didalamnya.
Muhammadiyah hanya dikenal sebatas sebagai organisasi masyarakat yang asing, tidak di lirik, tidak di dekati, tidak di bantu, tidak berdampak, bahkan muncul persepsi buruk yang menggambarkan Muhammadiyah ditengah dinamika masyarakat dan negara. Muhammadiyah dikenal hanya sebatas perbedaan masalah fikih furruiyah, bacaan qunut, bacaan sirr Alhamdulillah dlm sholat, sholat tarawih sebelas rakaat, sholat idul Fitri dan idul adha lebih awal daripada pemerintah. Dalam aspek, pendidikan dan sosial organisasi Muhammadiyah hanya di sasar atau di minati oleh warga golongan bawah, fakir miskin, lingkungan kampung kumuh, mustadafin.
Muhammadiyah organisasi masyarakat, berkarakter keagamaan yang berlandaskan dakwah amar makruf nahi mungkar, tajdid berkemajuan dalam segala aspek bidang kehidupan, agar senantiasa mampu menjawab problematika umat manusia, tantangan antar umat agama dan kondisi gejolak bangsa. Aktivitas organisasi Muhammadiyah tentu, dalam agenda membangun, menata dan memajukan gerakan dan ada beberapa tokoh-tokoh perintis dan kader kader pengurus yang menggerakkan aktivitas organisasi Muhammadiyah agar bisa sukseskan setiap agenda, tujuan, dan program kerja yang ingin di wujudkan bersama untuk kebajikan umat manusia, kemajuan keadaban agama bangsa.
Tokoh-tokoh dan kader-kader pengurus Muhammadiyah ini, senantiasa membangun kaderisasi organisasi untuk mengkader, mendidik, mengelola dan menyiapkan estafet kepemimpinan atau regenerasi kepengurusan yang lebih baik, terstruktur, dan berkelanjutan terkait dengan ideologi, pandangan hidup dan tata budaya, arah gerak organisasi didalamnya.
Seiring perkembangan waktu, Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat sipil dan gerakan keagamaan yang berkarakter amar makruf nahi mungkar, pembaharuan Islam dan menyebarkan gagasan Islam berkemajuan senantiasa tumbuh, berkembang melintas ruang wilayah untuk memberdayakan warga masyarakat, menebarkan mencerdaskan antar sesama umat manusia, dan mencerahkan kalangan antar beragama dan interaksi manusia lintas semesta didunia.
Muhammadiyah di wilayah daerah kota Bima dan kab. Bima senantiasa terus tumbuh berkembang pesat seiring dengan perkembangan pemahaman kader-kader yang memberikan inovasi, kreasi dan dalam membangun sarana prasarana organisasi, pengelolaan struktur kaderisasi dan kerjasama dengan berbagai pihak sehingga memudahkan komunikasi dalam meraih tujuan bersama yang semakin baik berkemajuan. Kampus Muhammadiyah terus berkembang, sudah terbangun kokoh kampus pusat, muncul kampus induk sebagai penyangga lainnya. Rumah sakit terus diperbaiki, penataan gedung sarana prasarana agar layak ditempati, serta sekolah pondok pesantren semakin diminati bahkan gerakan layanan sosial budaya terus di perluas akselerasi kerjanya dalam rangka untuk mengawal dan memberdayakan kondisi warga masyarakat yang membutuhkan akses agama, pendidikan, kesehatan dan layanan sosial budaya.
Selain itu, organisasi Muhammadiyah tidak hanya dikenal sebagai organisasi masyarakat berkarakter keagamaan, senantiasa berdakwah mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga memiliki organisasi otonom sebagai sayap gerakan dakwah untuk memudahkan arahan komunikasi antar pihak, konsolidasi program kerja yang berdampak manfaat buat warga masyarakat. Misalnya, ada organisasi otonom yang bergerak atau konsern gerakan bela diri tapak suci, Pemuda Muhammadiyah menjaring potensi kaum muda, ikatan mahasiswa Muhammadiyah dikalangan mahasiswa, Lazismu, Mdmc, dan gerakan filantropis. Organisasi otonom di atas adalah bagian dari wujud konkritisasi gerakan dalam menyasar kalangan, atau memberi layanan sosial agama. pun, semakin berkembang tokoh-tokoh yang mengabdi dedikasi membangun kemajuan daerah, serta kader-kader potensial yang mewarnai diskursus wacana dalam rangka untuk mendidik, mencerdaskan kaum muda, memberdayakan umat beragama, dan juga mencerahkan wawasan kebangsaan manusia.
*Alumni Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Redaktur Pelaksana Kuliha Al-Islam