Esai/Opini

Berkemajuan dalam Perspektif Nation and Character Building, Belajar dari Perjalanan Hidup Pendiri Bangsa

PDM DEPOK – Oleh: Novita Sari Yahya*

Islam Berkemajuan adalah salah satu slogan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah. Istilah berkemajuan di sampaikan Kyai Dahlan ketika mengatakan “dadio wong Islam sing kemajuan” (jadilah Muslim berkemajuan) Kyai Dahlan berpesan agar para muridnya sekolah yang tinggi–menjadi guru, dokter, insinyur, ahli hukum–lalu kembali berdakwah bersama Muhammadiyah.

Ketika banyak kasus korupsi yang di lakukan oleh lulusan perguruan tinggi seperti yang di sampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Prof. Dr. Mahfud MD bahwa dari total koruptor di Tanah Air, sebanyak 84 persen di antaranya merupakan lulusan perguruan tinggi. Dari beberapa berita media juga terungkap beberapa orang pelaku korupsi walaupun hanya sebagian kecil saja adalah kader Muhammadiyah. Beritanya bisa kita kutip kembali dari tulisan media di antaranya Kepolisian telah menetapkan kader muda Muhammadiyah Ahmad Fanani dalam perkara korupsi apel dan kemah pemuda Islam. Keputusan itu dihormati oleh organisasi Pemuda Muhammadiyah dan Kader Muhammadiyah ditangkap KPK, Kena OTT Perkara Suap bernama Haryadi. Haryadi merupakan Wakil Wali Kota Yogyakarta pada era Wali Kota Herry Zudianto. Haryadi ternyata juga pernah memegang beberapa jabatan. Antara lain ketua Muhammadiyah Daerah Serang (1965-1969) dan ketua Dewan Oengawas Baitul Mal PP Muhammadiyah (1996-1997).

Korupsi di kategorikan kejahatan extraordinary crime. Seharusnya seorang berpendidikan apalagi lulusan perguruan tinggi terhindar dari prilaku korupsi. Terlebih lagi seorang kader Muhammadiyah yang mendapatkan didikan tentang Khitah K .H. Ahmad Dahlan yaitu:

  1. Tidak menduakan Muhammadiyah dengan Organisasi lain
  2. Tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik
  3. Tidak sombong dan tidak besar hati jika menerima pujian
  4. Tidak Jubria (ujub, kibir, dan riya)
  5. Mengorbankan harta benda, pikiran dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni
  6. Bersungguh hati terhadap pendirian.

Khitah K.H. Ahmad Dahlan sejalan dengan kepribadian pendiri bangsa di antaranya Bung Hatta yang terkenal dengan pernyataan Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki,” H. Agu Salim dengan pernyataan “Leiden is lijden” (memimpin itu menderita) dan Natsir dengan pernyataan Pendidikan berperan sebagai sarana menghasilkan pribadi- pribadi yang jujur bukan manusia yang suka berpura-pura  atau hipokrit. Ketiga pendiri bangsa Bung Hatta, Natsir dan H. Agus Salim mencontohkan hidup jujur  sehari-hari dan kejujuran pendidikan dalam keluarga.

Mohammad Hatta menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi tahun 1913-1916, lalu melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. tahun 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan dan bisnis di Nederland Handelshogeschool atau Rotterdam School of Commerce, yang kini menjadi Erasmus Universiteit.

Sewaktu kecil, Agus Salim mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) dan lanjut ke Hogere Burgerschool (HBS) di Batavia, di mana ia lulus pada 1903 dengan nilai tertinggi di seluruh Hindia Belanda. Melihat prestasinya, ia berharap agar diberi beasiswa untuk sekolah kedokteran di Belanda. Namun, permohonannya tidak terkabul.

Semasa hidup, ia dikenal sebagai seorang politikus, jurnalis, dan diplomat dengan julukan “The Grand Old Man”. Agus Salim dijuluki “The Grand Old Man”, karena prestasinya di bidang diplomasi dan kefasihannya dalam berbahasa asing. Pasalnya, Agus Salim diketahui mengusai tujuh bahasa Asing, yaitu bahasa Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman. Bersama istrinya, Zaenatun Nahar, mereka berdua adalah contoh orang  tua yang berhasil mendidik sendiri anak-anaknya di rumah tanpa sekolah.

Natsir memulai pendidikan di Sekolah Rakyat Maninjau selama dua tahun. Berikutnya dia pindah ke Hollandsche-Inlandsche School (HIS) atau sekolah Belanda untuk pribumi di Adabiyah, Padang. Pada tahun 1923, Natsir melanjutkan studi di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Di sini dia mulai aktif dalam kegiatan organisasi. Lulus dari MULO, Natsir merantau ke Bandung untuk belajar di Algemeene Middelbare School (AMS) dan lulus tahun

Dari ketiga pendiri bangsa yang di gambarkan riwayat pendidikan mereka hanya Bung Hatta yang berkuliah di luar negeri dan pendidikan setingkat sarjana.

Menjadi pertanyaan mendasar bagi kita anggota masyarakat apakah pendidikan tinggi bahkan perguruan tinggi yang di bentuk melalui sistem dan kurikulum akan menjadikan manusia Indonesia yang bermanfaat bagi bangsa dan negara atau perusak yang hanya membangkrutkan dan memiskinkan bangsa dan negara dengan kelakuan korupsi dengan angka fantastis. Terlepas dari kebenaran angka yang di berikan Prof Mahfud MD bahwa 84 persen pelaku korupsi adalah sarjana perguruan tinggi maka perlu kita analisa apa yang salah dari sistem pendidikan Indonesia hari ini.

Angka 84 persen pelaku korupsi sudah membuktikan kinerja yang ganti menteri pendidikan setiap ganti presiden bahkan setiap periode lima tahun dan kemudian diikuti dengan pergantian kurikulum membuktikan salah kaprah dan ssesat pikir tentang tujuan pendidikan.

Saya akan coba uraikan apa tujuan pendidikan dari pemikiran Natsir dan pendapat Tan Malaka tentang pendidikan.

Pemikiran Natsir tentang Pendidikan

Pertama, pendidikan harus berperan sebagai sarana membimbing manusia agar dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani secara sempurna, Kedua, pendidikan diarahkan untuk menjadikan anak didik memiliki sifat-sifat kemanusiaan dengan mencapai akhlak yang sempurna. Ketiga, pendidikan harus berperan sebagai sarana menghasilkan manusia jujur dan benar ( bukan pribadi yang hipokrit ). Keempat, pendidikan agar berperan membawa manusia mencapai tujuan hidupnya, yaitu menjadi hamba Allah Swt. Kelima, pendidikan harus dapat menjadikan manusia yang dalam segala perilakunya selalu menjadi rahmat bagi seluruh alam, keenam, pendidikan harus benar-benar dapat meningkatkan sifat-sifat kemanusiaan bukan sebaliknya meniadakan atau berperilaku menyesatkan yang dapat merugikan orang lain dan lingkungan.

Perlu dianalisa pernyataan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. Mu’ti yang mengatakan Presiden Prabowo menekankan pentingnya kualitas pembelajaran matematika di sekolah dalam rapat tersebut Prabowo juga meminta perbaikan metode pembelajaran matematika di ajarkan pada anak usia dini..

Apakah memang pencapaian di bidang teknologi dengan mengharuskan anak usia dini yang pemikiran dan keinginannya masih bermain di haruskan duduk di kelas mempelajari matematika. Apakah seperti itu pedagogi pendidikan anak?

Pernyataan Doktor Karlina Supelli  filsuf perempuan Indonesia  dalam tayangan podcast menjelaskan bagaimana anaknya tidak di bebankan harus mengerjakan PR ketika sekolah sd dari kelas 1 sampai kelas 3. Di berikan kebebasan bermain dalam usia balita adalah contoh bagaimana pendidik yang mempelajari ilmu pedagogi mempraktekan keilmuan di keluarganya Sebagaimana H. Agus, Natsir dan Bung Hatta memberikan keteladanan pendidikan di keluarga. Pernyataan Karlina Supelli sejalan dengan sistem pendidikan di Rusia di mana anak usia dini diajarkan.

Dari tulisan di bawah kita bisa mendapatkan gambaran tentang pendidikan anak usia dini di Rusia dan Jepang. Belajar di taman kanak-kanak di Jepang memiliki lima pedoman menurut Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technlogy (2000) dalam Ogawa & Tylor (2010: 57) yaitu:

  1. Mengajarkan anak kebiasaan dan sikap dasar yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi yang sehat, aman dan hidup bahagia, dan mengembangkan fondasi pada pikiran dan tubuh yang sehat.
  2. Bantuan anak-anak untuk mencintai dan mempercayai orang lain, mengembangkan kemandirian dan mempromosikan kerjasama dan moral yang baik.
  3. Mengembangkan minat dan perasaan anak-anak menuju alam dan lingkungannya, dan memelihara kemampuan mereka untuk melakukan perenungan.
  4. Mengembangkan minat anak-anak dalam mendengarkan, keterampilan berbicara dan pemahaman mereka tentang bahasa dalam kehidupan sehari-hari mereka
  5. Mengembangkan kepekaan dan kreativitas anak-anak melalui berbagai pengalaman

catatan puisi berjudul “Imayo” sebuah puisi kuno dari jepang, mengatakan bahwa “Anak-anak dilahirkan untuk bermain, dan orang dewasa merasakannya di hati mereka ketika mereka mendengar suara anak-anak saat bermain,” dikutip dari tulisan Berkenalan dengan Taman kanak-kanak yang ada di Rusia dan Jepang.

Pendidikan Rusia secara ringkas saya kutip dari tulisan sekelumit pendididkan di Rusia. Pendidikan di Rusia, yang tidak hanya mementingkan tentang isi materi pelajaran yang penuh dengan teori, perhitungan dan hafalan. Pendekatan seni, sejarah dan budaya menjadi faktor utama dalam pembentukan karakter pendidikan manusia.

pengajaran mengenai disiplin, antrian dan pola pergaulan dengan teman merupakan yang utama dibanding pelajaran membaca atau menghitung. sesuatu yang unik adalah penekanan budaya dimana mereka membiasakan diri untuk mengadakan pementasan (prasnik) minimal setahun 3 kali. Anak anak dituntut untuk berkolaborasi dengan sesama untuk melakukan kegiatan seni drama, menari dan menyanyi dan kemudian mengundang orang tua untuk menyaksikannya (dikutip dari tulisan Sekelumit Pendidikan di Rusia)

Kutipan tentang pendidikan anak usia dini atau TK  di Rusia dan Jepang dari beberapa narasumber dan artikel maka bisa di simpulkan.

  1. pendidikan anak usia dini adalah pendidikan bermain dan pembentukan karakter.
  2. Pendidikan karakter yaitu kejujuran, disiplin, nasionalisme, kemanusian, pergaulan dengan sesama termasuk menghargai dan menghormati,  kemandirian, pengembanhan gan kreativitas, perasaan kepekaan, karakter kepedulian terhadap sesama dan lingkungan.
  3. Pendekatan seni, sejarah, budaya dan berolahraga.adalah pendidikan yang menekankan pada pertumbuhan dan perkenmbangan jasmani dan rohani
  4. Pendidikan karkater seperti disiplin, antrian dan pola pergaulan dengan teman utama di bandingkan pelajaran membaca dan berhitung.

Setelah kita menelaah seluruh ajaran dan pemikiran  pendiri bangsa Natsir, H. Agus Salim, Bung Hatta termasuk K.H Ahmad Dahlan  tentang pendidikan. Menganalisa melalui atikel dan tulisan tentang pendidikan di negara maju di Jepang dan Rusia. Kesimpulan bahwa pendidikan utama adalah pendidikan karakter manusianya dan sejalan dengan sistem pendidikan di Rusia dan Jepang.

Keteladanan dalam pendidikan karakter juga harus di terapkan secara konsisten dalam keluarga. Ibu sebagai pendidik pertama di keluarga punya peran besar dalam pendidikan di keluarga.

Dalam kongres perempuan kedua tahun 1935 di canangkan perempuan ibu banngsa yang mendidik keluarganya dan generasi muda Indonesia tentang nilai nasionalisme. Di harapakan peran perempuan menjadi garda terdepan dalam konsep pendidikan keluarga yang fondasinya adalah pendidikan nation dan character building..

Di milad ke-112 Muhammadiyah perlu di pertimbangkan oleh  Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah  Abdul Mu”ti bahwa kembali ke Khitah K.H Ahmad Dahlan dan pemikiran serta prilaku yang di contohkan pendiri bangsa Natsir, H. Agus Salim dan Bung Hatta adalah konsep yang sebaiknya di jalankan dan menjadi kurikulum dan sistem pendidikan Indonesia..

Kenapa harus meniru sistem pendidikan negara laimnya  kalau sudah terbukti bahwa agama, budaya, kultural masyarakat Indonesia mengajarkan sistem pendidikan terbaik yang menghasilkan manusia berkarakter yang berhasil memerdekakan bangsa inlander dan mendapatikan seluruh jajahan Belanda NKRi Natsir, Bung Hatta dan H. Agus Salim adalah bukti pendidikan karakter di keluarga.

Kadang sebagaimana karakter inlander yang belum terkikis habis yaitu perasaan inferior seolah apa yang di kerjakan di negara lainnya sudah luar biasa dengan pencapaian ekonomi dan teknologi. “Teknologi bila berada di tangan manusia yang tidak bermoral dan berkarakter hanya akan menghancurkan peradapan.”

Setiap anak terlahir maka dia harus mempunyai kebanggaan besar sebagai Indonesia dan punya tugas besar untuk berbakti dan membangun bangsanya karena itu dia harus berkarakter yang baik. Hanya manusia yang berkarakter baik yang akan menjadi SDM berkualitas.

Oleh karena itu, mari kita renungkan kembali pernyataan Tan Malaka Belajarlah dari Barat, tapi jangan jadi peniru Barat, melainkan jadilah murid dari Timur yang cerdas dan bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali”. Pernyataan Tan Malaka di atas harus di lihat dari kondisi sumber daya manusia Indonesia hari ini

Kondisi SDM Indonesia 2024

  1. World Population Review, berikut ini daftar sepuluh besar rerata IQ tertinggi untuk wilayah Asia. Top 10 Skor Literasi Membaca Tertinggi di PISA 2022, , Indonesia hanya menempati peringkat 36 di Asia dengan rerata IQ 78,49. Sementara untuk peringkat dunia, Indonesia menempati peringkat 130.
  2. Tamatan pendidikan terbanyak berasal dari SMA/sederajat dengan persentase 30,22% pada Maret 2023. Kedua terbanyak adalah lulusan SD/sederajat, dengan capaian 24,62%. Disusul oleh jenjang sekolah SMP/sederajat sebanyak 22,74%. Sementara perguruan tinggi proporsinya hanya 10,15% pada Maret 2023.
  3. Angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 21,6% berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 24,4% tahun 2021, namun masih perlu upaya besar untuk mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14%.
  4. International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional mengemukakan tingkat pengangguran Indonesia tertinggi di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini dijabarkan melalui laporan World Economic Outlook yang terbit April 2024.

Bercermin kondisi pendidikan, kesehatan dan sosial masyarakat Indonesia hari ini yang banyak  lulusan SD, SMP dan SMA dan 1 dari 4 anak Indonesia stunting dan iq rata-rata 78 maka perlu di pikirkan apakah pendidikan teknologi dengan mengandalkan kemampuan matematika termasuk di usia dini akan memberikan solusi atau malahan akan membebani dan membuat anak Indonesia hidup dengan beban ganda dan akhirnya banyak yang depresi akibat ketidakmampuan secara kecerdasan dan di paksa menerima pengetahuan yang rumit.

Mochtar Lubis mengambarkan tentang manusia Indonesia dengan kelebihan artistik yaitu kemampuan dalam bidang seni. Bukankah seni atau art juga bidang yang potensi dan bisa menjadi  sumber penghasilan secara ekonomi. Pendidikan yang mengali seluruh potensi anak didik dalam segala bidang misalnya seni, sastra, kebudayaan juga bisa menjadikan rakyat Indonesia bangsa yang maju dan di kenal masyarakat dunia.

Kemampuan manusia sangat luas karena itu seperti yang di katakan Karlina Supelli bahwa kembangkan imajinasi anak dengan membaca dan jadikan mereka bangga ketika lahir bahwa mereka akan menjadi manusia besar dengan ide dan gagasannya bukan sekedar nilai rapor dan duduk penuh tekanan mempelajari matematika bahkan ketika imajinasinya adalah bermain.

Anak bukan manusia mini yang terus akan menjadi objek orang dewasa membentuk mereka seperti yang di inginkan. Biarkan mereka tumbuh dalam dunia imajinasinya. Peran Pemerintah menyediakan fasilitas untuk tumbuh dan berkembangnya potensi seorang anak.

“Bahkan jika anakmu adalah orang terbodoh di kelas maka peluklah dia karena dia tidak harus menjadi dirimu tapi menjadi dirinya sendiri karena anakmu bukan dirimu.”

Kalimat  terakhir harus di pahami oleh pembuat kebijakan di Republik Indonesia.

Terima kasih.

*Peneliti 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button