Esai/Opini

Rihlah Dakwah Korps Mubaligh Muhammadiyah Kota Depok ke Cianjur

Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Kota Depok Kembali mengadakan Rihlah Dakwah (perjalanan dakwah), pada tanggal 14-15 Juli 2023 ke Cianjur, Jawa Barat.

Rihlah dakwah diikuti oleh 28 orang terdiri dari peserta Pendidikan Kader Mubaligh (PKM) Kota Depok Angkatan ke- 2 tahun 2023 dan para pengurus KMM Kota Depok.

Rihlah dakwah merupakan rangkaian dari kegiatan PKM. Setelah para peserta PKM menjalani Pendidikan selama 11 pekan setiap hari Sabtu sejak 04 Maret hingga 03 Juni 2023. Rihlah Dakwah bertujuan untuk memantapkan ilmu-ilmu yang sudah disampaikan dalam kegiatan perkaderan PKM. Jenis-jenis kegiatan yang direncanakan dalam rihlah dakwah ini antara lain: Ceramah dan Kajian, Bakti Sosial (Penyerahan Bantuan), Home Visit (langsung bertemu masyarakat), Motivasi Peserta Didik, Tadabbur alam, dan lain-lain sesuai kebutuhan.

Rihlah dakwah diawali dengan pelepasan rombongan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Depok H. Ali Wartadinata pada Hari Jum’at Pukul 13.30 WIB di Aula Kantor PDM Kota Depok. H. Ali menyampaikan rasa terima kasih dan bangganya akan kegiatan rihlah kali ini. Beliau berpesan 3 (tiga) hal kepada para peserta; Pertama, jadikan kegiatan rihlah dakwah ini sebagai wahana menuntut ilmu. Kedua, jadikan kegiatan rihlah dakwah ini sebagai wadah silaturahim yang sesungguhnya, Ketiga, jadikan kegiatan rihlah dakwah ini untuk menguatkan soliditas dan solidaritas sesama mubaligh. “Ke depan, tantangan dakwah sangat berat, butuh keseriusan mubaligh dan soliditas yang kuat antar mubaligh”, tutur H. Ali. Sebelum menutup arahannya, tidak lupa beliau menitipkan salam hormat kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Cianjur.

Rombongan rihlah dakwah memulai perjalanan ke Cianjur pada pukul 14.00 WIB, menggunakan kendaraan operasional LAZISMU Kota Depok dan beberapa kendaraan pribadi pengurus KMM Kota Depok. Iringan kendaraan rihlan dakwah melewati tol Cijago masuk GT Kukusan lalu menuju tol Jagorawi dan keluar GT Ciawi. Setelah melewati beberapa titik kemacetan sepanjang jalan Raya Puncak, rombongan sampai pada pukul 16.30. Tempat pertama yang dituju adalah Pesantren Islamic Center Muhammadiyah (ICM), Jalan Cilengsar No. 10 Sindanglaya, Cipanas, Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Melansir www.suaramuhammadiyah.id, Pesantren ICM Cipanas berdiri sejak tahun 1987, oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tujuan menyediakan pendidikan Islam yang berkualitas dan mengajarkan nilai-nilai agama yang kuat kepada generasi muda. Lingkungan sekitar Pesantren ICM sangat kondusif bagi pendidikan agama, karena didominasi oleh masyarakat yang religius dan memiliki kehidupan beragama yang aktif.

Romongan disambut hangat oleh Wakil Ketua PDM Cianjur yang membidangi Tabligh dan Tarjih Ust. Ruslan Abdul Gani, Bendahara PDM Cianjur Ust. Dadang, Pimpinan ICM Ust. Asep M Nawawi, Ketua Majelis Tabligh PDM Cianjur Ust. Gani Gunawan, dan beberapa personal lainnya. Diiringi hujan rintik, Pimpinan PDM Cianjur bercengkrama dengan rombongan rihlah dakwah penuh kehangatan. “Alhamdulillah, turun hujan.” ujar Ust. Ruslan mengomentari huran yang rintik. “Sudah beberapa hari tidak hujan, semoga ini pertanda kebaikan dan keberkahan”, tambahnya, yang disambut dengan ucapan “amin”, dari rombongan. Kemudian pimpinan mempersilahkan rombongan untuk beristirahat.

Sesudah shalat magrib, rombongan rihlah dakwah beramah tamah secara resmi dengan PDM Cianjur dan Keluarga Besar Pesantren ICM, bertempat di Masjid Al Muhajirin Pesantren ICM. Acara dipimpin oleh Ketua Majelis Tabligh PDM Cinajur, Ustadz Gani Gunawan. Nampak kedalaman ilmunya dalam mukadimahnya ketika memimpin acara. “Selamat datang di Cianjur, di Pesantren ICM Cipanas”. ujar Ust Gani. “Cuacanya dingin, tapi saya berkeringat, mungkin karena namanya Cipanas, jadi suasananya panas,” ujarnya berkelakar, yang disambut gelak tawa jamaah yang hadir. Sambutan Selanjutnya dari Unsur Pimpinan Pesantren ICM, Ust. Asep M Nawawi. Dalam sambutannya, Ust Nawawi mengucapkan selamat datang di Cianjur dan menyampaikan terima kasih atas kedatangannya. Semoga Cianjur memberikan kesan baik di hati rombongan. Tidak Pula beliau membacakan lirik lagu “Semalam di Cianjur” lagu Gubahan Alfian tahun 1965 yang dipopulerkan oleh banyak artis ibukota seperti Yuni Shara, Dewi Yull, dan lain-lain:

“’Kan kuingat di dalam hatiku
Betapa indah semalam di Cianjur
Janji kasih yang t’lah kau ucapkan
Penuh kenangan yang takkan terlupakan”.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Wakil Ketua PCM Cianjur yang membidangi Tabligh dan Tarjih, Ust Ruslan Abdul Gani, M.Pd. Dalam sambutannya beliau mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh KMM Kota Depok, semoga kedepannya lebih bisa bersinergi dalam dakwah karena tantangan dakwah semakin kompleks. Beliau juga berharap bisa menyerap dan belajar dari KMM Kota Depok dalam upaya menyiapkan mubaligh-mubaligh melalui perkaderan resmi seperti PKM. Lulusan Pendidikan Ulama Tarjih (PUTM) Jogjakarta ini juga mengharapkan kegiatan serupa di bulan Ramadhan dengan mengirimkan para mubaligh sebagai imam tarawih, penyampai kajian, dan lain-lain.

Tibalah giliran sambutan dari rombongan Rihlah Dakwah, sambutan disampaikan oleh Ust. Dani Yanuar Eka Putra, SE.Ak., MA, selaku Ketua KMM Kota Depok. Setelah menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan yang hangat dari tuan rumah, beliau menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan Rihlah Dakwah ini. Yaitu; sebagai ajang untuk memantapkan ilmu-ilmu yang sudah disampaikan dalam kegiatan perkaderan PKM. “Para peserta Rihlah adalah peserta Pendidikan Kader Mubaligh (PKM) yang telah mengikuti pelatihan selama sebelas pekan”, ujar Ust Dani. “Jadi, dalam kegiatan ini peserta PKM diharapkan dapat menyampaikan ceramah dan melakukan kegiatan dakwah lainnya di Cianjur.” Tambahnya.

Ust Dani juga menjelaskan kenapa memilih Cianjur sebagai sasaran kegiatan Rihlah Dakwah. Yaitu napak tilas perjuangan KH. Ahmad Dahlan yang pernah tinggal di Cianjur lebih kurang 5,5 tahun, sebagaimana informasi yang ditulis oleh H.M. Sukriyanto AR dalam bukunya berjudul ”Lebih dekat dengan KH Ahmad Dahlan”. Bahwa Cianjur merupakan salah satu medan dakwah dengan tantangan tersendiri. Apalagi Cianjur baru saja terkena bencana gempa bumi pada 21 November 2022 yang lalu, yang efek dari gempa tersebut masih dirasakan hingga kini. Maka, kegiatan dakwah di daerah yang dilanda gempa seperti trauma healing atau psiko sosial menjadi sangat penting. Sebagai upaya pemulihan semangat hidup warga yang terdampak. “Jadi, kami datang ke Cianjur untuk thalabul ilmi (menuntut ilmu) sekaligus napak tilas perjuangan KH. Ahmad Dahlan,” tegas Ust. Dani. “Harapannya, semangat dakwah KH. Ahmad Dahlan dapat diserap oleh peserta rihlah dakwah”, imbuhnya.

Setelah sambutan resmi dari PDM Cianjur dan Pimpinan Pesantren ICM, rombongan rihlah dakwah dipersilahkan untuk menikmati santap malam. Menu yang disajikan sederhana, namun terasa nikmat sekali; nasi liwet dengan lauk Ikan cue sambal lado, tempe, dan lalapan.

Setelah bersantap malam, rombongan rihlah dakwah bergegas menuju arena dakwah yakni Masjid Al Kautsar. Masjid binaan Pesantren ICM letaknya dekat cukup diakses dengan jalan kaki. Penceramah yang didapuk untuk menyampaikan materi adalah Ust. Dhorifi Zumar, peserta PKM angkatan ke- 2. Materi yang disampaikan seputar perbedaan penentuan Idul Fithri dan Idul Adha. Lebih kurang 30 menit Ust. Dhorifi menyampaikan kultumnya, yang disimak dengan khusuk oleh para jamaah.

Selesai lawatan ke Masjid Al Kautsar, rombongan rihlah dahwah kembali ke Pesantren ICM untuk beristirahat.

Hari Kedua.
Peserta Rihlah Dakwah mengawali hari dengan Shalat Tahajjud berjamaah. Diimami oleh Ust Andi, Peserta PKM Angkatan Ke- 2, pelaksanaan shalat Tahajjud berlangsung khusyuk dan khidmat. Shalat tahajjud merupakan sebuah keharusan bagi para juru dakwah mengingat tugas dakwah yang tidak ringan. Harapannya, dengan aktifitas munajat di sepertiga malam terakhir, Allah menurunkan hidayah dan taufik, serta inayah-Nya.

Waktu subuh tiba, rombongan shalat Shubuh berjamaah dengan Keluarga Besar Pesantren ICM. Sesudah shalat Shubuh, salah satu Peserta PKM, Ust. Suwandi. Dengan gayanya yang khas, yakni yelyel ”Allahu Akbar” dan pantun, Ust Suwandi berbicara tentang Tuntunan Keluaga Sakinah.
”Sekilo ketan ditambah ragi
Jadikan tape buat nostalgia
Hadirin sekalian selamat pagi
Semoga selalu sehat dan bahagia bahagia”,

Dengan gempita Ust. Suwandi berpantun yang disambut dengan ucapan ”cakeeep”, pada bait pantun yang dibacanya.

Seusai penyampaian kultum, rombongan kembali beramah tamah dengan PDM Cianjur diwakili Ust Ruslan Abdul Gani dan Pimpinan Pesantren ICM Cipanas, Ust Asep M Nawawi. Ramah tamah kali ini lebih pada sharing informasi tentang tantangan dakwah dan isu-isu yang berkembang di Cianjur. Diawali dengan pertanyaan dari Ust. Dr. Ahmad Fihri tentang isu kristenisasi dan LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender). Bahwa banyak pemberitaan di media sosial yang mengaitkan isu tersebut dengan gempa bumi yang melanda Cianjur beberapa waktu lalu. Ust Asep M Nawawi, yang juga Anggota MUI Cianjur membantah tudingan tersebut. Bahkan Ust Ruslan menambahkan ”Kami tidak mengetahui dimana itu terjadi.” Mereka berdua menilai pemberitaan terlalu berlebihan dan mengada-ngada. Amat sangat menyedihkan bagi para korban bencana. Bahkan bagi orang beriman, musibah bencana alam yang melanda adalah ujian. Ust. Dr. Ahmad Fihri berpesan kepada para mubaligh untuk bijak menggunakan sosial media dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang viral di dunia maya.

Ust Asep menceritakan ada beberapa kisah mengharukan dibalik musibah bencana gempa bumi yang melanda, Salah satunya ada keluarga donatur pesantren yang mempunyai Cafe, setiap sore ramai pengunjung. Salah satu anak keluarga donatur seperti biasa berada di cafe, nah ketika kejadian tersebut, ia tidak berada di tempat karena ada kegiatan di luar. Wal hasil, ia selamat dari musibah gemba. Ada pula kisah Bupati Cianjur yang sepuluh menit sebelum kejadian, berkegiatan di daerah bersama IGTK (Ikatan guru TK) Cianjur, wal hasil ia pun selamat walau dirundung duka yang amat mendalam karena musibah yang melanda rakyatnya. Suasana begitu hangat dan cair karena diisi dengan dialog antar kedua pihah.

Ust. Ruslan Abdul Gani juga menjelaskan bahwa musibah gempa yang melanda, membuka mata hati masyarakat terhadap persyarikatan Muhammadiyah. Masyarakat Cianjur yang notabene kaum tradisional atau nahdhiyyin, seringkali berpandangan keliru terhadap persyarikatan Muhammadiyah. Namun peran Muhammadiyah melalui MDMC membuka mata bathin mereka betapa luar biasa kepedulian dan peran nyata Muhammadiyah menolong mereka. MDMC kepanjangan dari Muhammadiyah Disaster Management Center, adalah sebutan dalam bahasa Inggris dari Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah yang merupakan salah satu unsur pembantu pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah pada tingkat Pusat (Nasional), Wilayah (Provinsi) dan Daerah (Kabupaten) se Indonesia.

Tidak terasa, matahari menampakkan wajahnya menebar kehangatan di suasana pagi yang dingin. Rombongan rihlah dakwah kemudian sarapan pagi kemudian bersiap mengunjungi korban bencana alam untuk mengadakan bakti sosial dan aktifitas dakwah lainnya.

Tepat Pukul 08.00 WIB, rombongan rihlah dakwah menuju daerah terdampak bencana. Dikawal oleh Ustadz Ruslan Abdul Gani dan Ustadz Ja’far. Tempat yang dituju adalah Kampung Baru Kaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Kecamatan Cugenang merupakan wilayah yang paling parah terdampak. Melansir laman www.bmkg.go.id, adalah Sesar Cugenang, patahan yang menyebabkan gempa Cianjur pada November 2022 lalu. Sehingga Kecamatan Cugenang menjadi daerah terparah terdampak bencana.

Perjalanan menuju lokasi memberikan kesan tersendiri rombongan rihlah. Sempitnya badan jalan mengakibatkan iringan kendaraan rombongan rihlah harus bergantian dengan pengguna jalan lainya. Belum lagi beberapa ruas jalan yang rusak sehingga memaksa iring-iringan berhati-hati. Bahkan ada salah satu kendaraan sampai harus menurunkan penumpangnya agar mudah melewati jalan terjal. Namun, ketika memasuki kawasan kebun teh, peserta dimanjakan dengan pemandangan indah hamparan kebun teh yang menghijau. Nampak pemandangan anggun Gunung Gede dan kemegahan Gunung Pangrango. Melansir dari www.travel.detik.com/ Gunung Gede dan Gunung Pangrango merupakan dua gunung yang terletak bersebelahan. Perbedaan utama antara Gunung Gede dan Gunung Pangrango adalah dari ketinggiannya. Gunung Pangrango memiliki ketinggian sekitar 3.019 mdpl. Artinya, Gunung Pangrango lebih tinggi dari Gunung Gede yang hanya memiliki tinggi 2.958 mdpl.

Namun, semakin dekat ke tempat yang hendak dituju, kesedihan dan keharuan melanda sanubari rombongan rihlah. Nampak bangunan yang hancur, tempat-tempat relokasi warga, dan hunian darurat (hundar). Delapan bulan setelah bencana melanda, masyarakat masih banyak yang tinggal di hunian darurat. Setelah 60 menit perjalanan, rombongan rihlah sampai ke kampung yang dituju, yaitu Kampung Baru Kaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Salah satu kampung yang terdampak parah bencana gempa bumi. Tidak banyak kata yang terlontar, apalagi canda tawa. Tenang dalam keheningan dan tenggelam dalam kesedihan menyaksikan kenyataan pedih kondisi memprihatinkan warga terdampak.

Rombongan disambut oleh salah satu warga yang menjadi penghubung relawan yang hendak menyalurkan bantuan. Namanya pak Asep. Wajahnya mirip orang China, namun asli pribumi. Ia bercerita bahwa rumah dan kendaraannya hancur, saat ini tinggal di hunian darurat bersama ratusan warga lainnya, hingga saat ini. Dari lisan pak Asep kami mendapatkan informasi dominasi MDMC. Melansir www.mediamu.id, respon dari MDMC meliputi layanan kesehatan, hunian sementara, psikososial, logistik pemakaman, air bersih, pendidikan darurat, dan masih banyak lagi. Ketika rombongan rihlah dakwah, nampak hunian darurat bantuan MDMC yang masih berdiri tegak.

Sejenak rombongan mengamati kondisi di lapangan, kemudian memetakan Langkah-langkah kegiatan. Sebagain peserta rihlah bergegas menyambangi warga. Bertemu langsung dengan warga, berdialog dan mendengar keluhan mereka. Sementara itu, beberapa peserta rihlah mengumpulkan anak-anak usia sekolah dasar. Lumayan banyak jumlahnya. Di lokal kelas yang baru dibangun oleh Pemerintah melalui Kementrian PUPR, kegiatan psiko sosial dijalankan. Mulai dari memotivasi peserta didik, mengajak mereka bernyanyi dan bergembira, hingga bermain quis dengan hadiah yang menarik. “Apa kabar adik-adik semua.” Teriak Bu Lia, salah satu peserta rihlah. “Baiiik”, jawab anak-anak. Anak-anak kompak mengikuti setiap instruksi dari peserta rihlah, ada hapalan doa, sambung ayat, menjawab pertanyaan, dan lain-lain. Anak-anak bergembira dan bersemangat. Seakan-akan tidak terdampak bencana. Peserta rihlah pun sangat antusias. Bergantian mengajak anak-anak belajar, bermain, dan bergembira. Kegiatan ditutup dengan pembagian bingkisan dan foto bersama.

Peserta rihlah mengakhiri kegiatan dengan menyampaikan bingkisan untuk warga. Ada bingkisan sembako, pakaian, alat shalat, dan uang tunai. Apa yang diberikan amatlah sedikit, apalagi dibanding dengan gelontoran bantuan dari berbagai pihak. Namun warga tidak mempermasalahkan, yang terpenting adalah perhatian dan keikhlasan dalam membantu. Mereka senang dan menyambut gembira peserta rihlah dengan tangan terbuka dan penuh kekeluargaan.

Sungguh kesempatan langka bagi para peserta rihlah. Bercampur, berbaur dengan masyarakat terdampak bencana. Merasakan kepiluan dan kepedihan karena kehilangan harta benda dan orang-orang yang mereka cintai. Namun kehidupan harus terus berlanjut. semangat tidak boleh padam. Tidak ada gunanya berputus asa dan dan berpatah arang. Apalagi anak-anak, di diri mereka masa depan terbentang luas. Peserta rihlah berharap keadaan semakin lebih baik, warga terdampak dalam kembali merasakan kehidupan yang damai seperti sebelum terjadi bencana.

Menjelang tengah hari, peserta rihlah berpamitan kepada warga untuk kembali ke Pesantren ICM Cipanas. Dengan perasaan penuh haru, peserta rihlah berharap tidak terjadi lagi bencana alam yang merenggut korban jiwa dan kerusakan harta yang tidak sedikit. Ketika melewati hamparan kebun teh, peserta rihlah sejenak berfoto dengan latar belakang gunung Pangrango yang anggun dan indah.

Sesampainya di Pesantren ICM, peserta rihlah bersantap siang, kemudian bersiap-siap untuk kembali ke Kota Depok, dan tidak lupa berpamitan. Sungguh pengalaman yang amat berharga. Seperti syair lagu “Semalam di Cianjur” yang dibaca oleh Ustadz Asep, betapa sesaat di Cianjur memberikan kesan yang indah. Terima kasih kepada PDM Cianjur, Terima kasih kepada Pimpinan Pesantren ICM Cipanas. Terima kasih Cianjur.

Terima kasih kepada semua pihak yang membantu; PDM dan PDA Kota Depok, LAZISMU Kota Depok, LAZ Zakat Sukses, Bank Mandiri, dan semua pihak lainnnya.

Ust. Mahfan
Sekertaris Korps Mubaligh Muhammadiyah Depok

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button