Esai/Opini

Refleksi Milad Muhammadiyah, Teguh dalam Kebenaran Islam

PDM DEPOK – Oleh: Mukmin Amsidi*

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Huda Ayat 112).

Alasan saya memilih Al-Hud ayat 112 sebagai pengingat dalam milad Muhammadiyah ke-112 sangat relevan dengan tantangan masa kini. Ayat di atas mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam kebenaran terutama saat menghadapi tantangan zaman modern yang sering menggoda kita untuk menyimpang atau melampaui batas.

Di era sekarang dunia seolah berjalan dengan kecepatan yang semakin tak terbendung. Segala yang kita butuhkan kini berada di ujung jari, siap diakses kapan pun, bersamaan dengan itu, begitu banyak hal yang juga perlahan menggerogoti akhlak dan iman. Tanpa kita sadari, dalam kecepatan perubahan itu, kita kerap dihadapkan pada pilihan yang menguji prinsip dan keyakinan, bahkan menghadapkan kita pada ragu atau kesesatan dalam menjalankan ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Dalam Al-Qur’an, Allah memberi nasihat berharga melalui ayat yang berisi pesan kepada Rasulullah SAW dan umat Islam. Diingatkan bahwa Nabi Muhammad dan para pengikutnya diharapkan untuk tetap konsisten dan teguh dalam menjalankan ajaran yang benar, meskipun banyak umat terdahulu yang ragu, bahkan berselisih terhadap ajaran nabi mereka. Pesan tersebut menjadi sebuah peringatan untuk kita, agar tidak terpengaruh oleh segala kebingungan atau penyimpangan di sekitar kita.

Saat ini, kita hidup di zaman yang penuh dengan kemudahan dan kenyamanan, namun di balik semua itu terdapat ujian yang lebih besar, ujian untuk tetap berada di jalan yang benar. Terlalu sering kita saksikan bagaimana prinsip-prinsip agama dipertukarkan dengan kepentingan duniawi, bahkan nilai-nilai kebaikan dikaburkan oleh gemerlap kehidupan. Allah mengingatkan agar kita tidak melampaui batas dalam menjalankan perintah-Nya. Tetapi di dunia ini, dorongan untuk melampaui batas kadang datang dari dalam diri kita sendiri. Dalam mengejar ambisi atau kepuasan, kita akan tergoda untuk melakukan hal-hal yang dilarang, berkompromi pada prinsip, atau bahkan mendekati ketidakadilan hanya demi keuntungan sementara.

Kemajuan teknologi dan aksesibilitas digital telah membawa dampak signifikan terhadap pola perilaku masyarakat, termasuk dalam aspek keberagamaan. Salah satu fenomena yang paling menonjol adalah pergeseran kebiasaan masyarakat dalam memanfaatkan waktu luang, yang secara langsung menunjukkan bahwa garis-garis ajaran agama mulai mengalami kemerosotan. Berdasarkan survei yang dilakukan melalui Google Form kepada mahasiswa dan masyarakat di Kabupaten Alor dari 53 responden, ditemukan bahwa mayoritas responden lebih cenderung menghabiskan waktu istirahat mereka dengan menggunakan ponsel daripada melakukan aktivitas lain yang lebih bermakna.

Data survei ini menunjukkan bahwa sebanyak 63% responden menggunakan ponsel saat istirahat, seperti untuk mengakses media sosial, bermain game, atau sekadar berselancar di dunia maya.  Di sisi lain, data menunjukkan bahwa hanya 30% responden yang memanfaatkan waktu istirahatnya untuk makan dan sayangnya ke masjid hanya 7%. Sangat disayangkan bahwa terjadi kemerosotan nyata dalam pola perilaku masyarakat, terutama terkait dengan pemanfaatan waktu luang yang semakin jauh dari nilai-nilai Al-Islam, hal ini lah yang membuat manusia ingin eksis di media sosial di story WA, Instagram, tik-tok sampai melampaui batas.

Allah juga mengingatkan agar kita jangan tunduk pada kezaliman atau perilaku orang-orang yang melampaui batas, baik itu secara terang-terangan maupun terselubung. Joget-joget di depan hp dan berburu pamer diri selanjutnya, perilaku zalim seperti merampas hak orang lain atau menggunakan segala macam cara untuk mendapatkan keuntungan. Allah telah memperingatkan bahwa siapa pun yang mengikuti kezaliman, maka ancamannya adalah api neraka, tempat di mana tak ada lagi pertolongan, dan hanya kesedihan abadi yang menanti. Satu hal yang sering kita lupakan di tengah segala kemudahan yang kita peroleh di dunia ini adalah ketergantungan kita pada Allah.

Allah mengingatkan kita bahwa tak ada yang bisa mendatangkan manfaat ataupun mencegah kemudaratan selain Dia. Kekuatan terbesar bukan datang dari uang, kekuasaan, ketenaran atau pengaruh, melainkan dari Allah semata. Mengandalkan apa yang fana akan membuat kita mudah rapuh saat semuanya tak lagi dapat diandalkan. Jika kita bertawakal kepada Allah, kita akan menemukan ketenangan dan kekuatan dalam menghadapi setiap cobaan hidup. Ketika segala hal di dunia terasa memikat dan menggoda kita untuk berpaling dari jalan yang lurus, ingatlah bahwa Allah selalu melihat setiap perbuatan kita, dan Dia akan memberi balasan sesuai dengan amalan yang kita lakukan.

Dunia boleh saja berubah, zaman boleh saja melaju, namun ajaran dan nilai-nilai kebaikan tetap sama. Semoga di momentum milad Muhammadiyah ke-112 kita terus berkomitmen memegang teguh ajaran Islam yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW sang penyeru segala kebenaran untuk kita serta seluruh alam semesta. Senantiasa menjaga diri dari segala keburukan, tetap teguh dalam kebenaran, dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung di tengah perubahan yang tiada henti.

*Dosen Program Studi Pendidikan Matematika di STKIP Muhammadiyah Kalabahi

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button