Esai/Opini

Perjuangan Kedua Orang Tua Selama Memondokkan Anak

PDM DEPOK – Oleh: Linda Dzyfa*

Melepaskan sang buah hati untuk hidup mandiri, menimba Ilmu Agama di pondok pesantren, dan jauh dari kita adalah perjuangan yang sangat berat untuk kita para orang tua. Ikhlas, sabar, Istiqamah, dan tawakkal adalah kunci paling utama supaya putra dan putri kita akan menjadi penyejuk untuk kita di dunia maupun di akhirat kelak.

Untuk orang tua yang sedang berjuang melepaskan buah hatinya ke pondok pesantren, kita sudah betul betul mengamalkan perintah Allah SWT di dalam surah An-Nisa ayat 9

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Memondokkan anak adalah salah satu ikhtiar kita untuk membangun generasi yang kuat Iman, kuat Akhlak dan Kuat Ilmu. Karena kelak anak-anak kitalah yang akan menjadi pembela kita di hadapan Allah SWT.

Setiap anak diciptakan dengan tujuan dan tugas mulia di dunia. Ayah-bunda diberikan amanah oleh Alloh untuk mengantarkan anak-anaknya menuju gerbang masa depan yang gemilang, menjadi jembatan bagi anak agar terus membekali mereka dengan belajar, belajar, dan belajar.

Orang tua perlu niat dan alasan yang kuat kenapa anaknya dikirim ke pondok pesantren. Kita sebagai orang tua pasti sangat sayang sama putra dan putri kita, memondokkan putra dan putri kita tentu merupakan salah satu bentuk cinta kasih orang tua kepada Sang buah hati.

Memondokkan anak ke pondok pesantren merupakan salah satu jalan jihad fii sabilillah, yaitu dalam rangka memerangi kebodohan agar kelak anak-anak kita menjadi anak yang cerah masa depannya.

مَن خرَج في طَلَبِ العِلمِ، كان في سَبيلِ اللَّهِ حَتَّى يرجِعَ )رواه الترمذي

“Siapa yang keluar dari rumahnya untuk mencari ilmu, sejatinya ia sedang jihad di jalan Allah sampai ia pulang.” (H.R Imam at-Tirmidzi)

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِين .العنكبوت: ٦٩

“Orang-orang yang berjihad di jalan kami (Allah), pasti akan Kami berikan petunjuk. Sungguh Allah bersama orang yang maksimal berusaha.” (QS Al-‘Ankabut: 69)

Yakinlah, berpisah dari anak bukanlah kesedihan. Anak tak akan pernah sendiri, atau terlantar di pesantren. Allah SWT selalu bersama anak-anak yang berjuang menuntut ilmu-Nya. Ridha dan banggalah kepada anak-anak kita yang belum tentu punya nasib sama bisa mesantren seperti anak-anak lain di luar sana.

Jika anak di Pesantren, InsyaAllah:

  1. Orang tua tenang dalam mencari nafkah
  2. Anak terjaga shalat 5 waktunya dan berjamaah
  3. Anak akan terbiasa membaca Al Qur’an secara istiqamah
  4. Anak akan selalu mendoakan orang tuanya
  5. Anak akan terbiasa melakukan shalat sunnah
  6. Anak akan terbiasa mengaji dan mengkaji kitab-kitab kuning
  7. Anak terbiasa melakukan puasa sunnah
  8. Anak akan terjaga dari hal-hal negatif
  9. Anak akan terbiasa hidup mandiri, disipilin dan bertanggung jawab
  10. Anak akan menjadi investasi yang sangat berharga bagi kedua orang tuanya kelak
  11. Apa yang dilakukan anak, insyaAllah pahalanya juga akan mengalir ke orang tuanya

Selama proses perjuangan memondokkan anak, kita akan menemui rintangan dan membutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang sangat kuat. Misal Ketika anak menelpon dan memberikan kabar berita kalau sedang sakit, Pasti kita sebagai orang tua akan sangat sedih dan kepikiran bagaimana kondisi nya disana. Juga Ketika anak merasa tidak kerasan dan tidak betah di pondok pesantren dan sangat berat menjalani hari-harinya di dalam pondok.

Di sinilah putra putri kita bahkan kita sebagai orang tuanya benar-benar diuji kesabaran nya antara menyerah atau tetap terus berjuang. Di sinilah Kita harus benar-benar yakin kalau kita dan putra putri kita InsyaAllah pasti akan bisa kuat untuk bertahan dan tetap Istiqomah utk menghadapi permasalahan yang dihadapi anak anak kita di dalam pondok pesantren.

Dengan keikhlasan dan kesabaran kita untuk melepas kan putra dan putri ke pondok pesantren, maka tangis dan doa yang selama memondokkan putra dan putri kita akan terbayar kelak. Saat putra dan putri kita telah mengamalkan ilmu yang dipelajarinya selama di pondok untuk kita sebagai kedua orang tuanya, untuk keluarganya maupun untuk masyarakat, yang amal dan pahalanya tidak akan putus.

Setelah beberapa tahun mendalami ilmu agama, hati orang tua mana yang tak akan meleleh saat anaknya bersimpuh di pangkuannya seraya berdoa di tiap waktunya, memanjatkan doa untuk kesehatan dan panjang umur kedua orang tuanya.

Semoga Allah SWT menjadikan putra-putri kita sebagai penyejuk mata hati kita di dunia lebih-lebih akhirat nanti. Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin.

*Ketua Majelis Dikdasmen Aisyiyah Beji

Related Articles

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button