Esai/Opini

Mewujudkan Masyarakat Madani Melalui Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

PDM DEPOK – Oleh: Asman

Sepertinya upaya dalam membangun masyarakat madani akan banyak mendapatkan tantangan yang begitu besar. Menurut laporan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2023, kekerasan ekstrem dan intoleransi masih menjadi persoalan utama bangsa ini. Beberapa faktor yang melatarbelakangi kekerasan terjadi diantaranya alasan teologis, sosial, politik, psikomagic, dan ekonomi. Factor diatas seringkali menjadi alat legitimasi seseorang, dalam melihat tindakan yang dilakukan.

Kekerasan dengan mengatasnamakan agama menjadi penyebab utamanya. Kalau kita menyelediki lebih jauh alasan-alasan terjadinya kekerasan, maka dapat kita temukan berbagai macam alasan pembenaran. Pembenaran yang dilakukan memiliki pelbagai alasan, mulai dari membela kemurnian ajaran agama, adanya perlakukan tidak adil, diskriminatif dan sampai kepada menjaga harga diri sebagai mayoritas maupun sebaliknya. Menurut Zuly Qodir Mereka para pelaku tindakan radikal-teroris menggunakan istilah “political representative” sehingga membenarkan apa yang dilakukan bahwa pihak lain tidak merasa diwakili merupakan persoalan lain yang jauh dipikirkan oleh para pelaku kekerasan atas nama agama dan atas nama masyarakat.

Persoalan ini sangatlah kompleks, membutuhkan banyak pendekatan untuk mampu memberikan jalan keluarnya. Menurut Ahmad Safii Ma’rif (semoga Allah memberikan tempat yang layak) bahwa terjadinya kekerasan yang mengatasnamakan agama akibat negara gagal menjalankan fungsinya. Cita-cita untuk mewujudkan kemerdekaan, keadilan sosial, serta kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya masih jauh dari yang masyarakat bayangkan. Akibatnya, maraknya aksi-aksi kekerasan atas nama agama. Negara harus hadir sebagai tempat menjunjung tinggi moral, yang diisi oleh orang-orang yang bermoral.

Mewujudkan masyarakat madani akan tercapai apabila kesadaran ilahi dan kesadaran sosial itu menyatu dalam sanubari setiap insan beragama. Semua instrument negara perlu hadir dalam melihat situasi ini, agar mendapatkan referensi yang utuh mengenai penanganannya. Muhammadiyah berpandangan untuk menghasilkan masyarakat madani maka dibutuhkan kesiapan masyarakat sendiri dalam memainkan peran sosial secara aktif. Keseriusan Muhammadiyah dalam membangun masyarakat madani dapat kita lihat pada gagasan tujuan Muhammadiyah yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur.

Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjalankan kegiatan politik, ekonomi dan sosialnya secara mandiri. Masyarakat madani mempunyai norma-norma yang baik dalam menerapkan pembangunan, memaknai, dan menjalani kehidupannya. Hal ini termasuk kemampuan masyarakat dalam melakukan kritik terhadap pemerintah, mengatur dirinya sendiri, serta memperjuangkan hak dan kepentingannya. 

Masyarakat madani juga sering disebut sebagai civil society. Masyarakat yang memiliki civility (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), di mana kota dipahami bukan hanya sebagai konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat peradaban dan kebudayaan. Sejarah telah mencatat peradaban Islam di zaman Nabi Muhammad Ketika hijrah dari Mekkah menuju Madinah telah membangun satu peradaban masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang sudah disepakati. 

Olehnya itu, Muhammadiyah secara kelembangaan memiliki cita-cita yang mulia untuk mewujudkan masyarakat madani melalui pemahaman agama yang murni, memberikan pedoman nilai kehidupan untuk dikerjakan oleh masyarakat beragama. Haedar Nasir mengatakan posisi Muhammadiyah sebagai organisasi moderat dengan berpikir rasional, terbuka, penuh rasa kasih sayang dan toleransi antar elemen anak bangsa.

Kedudukan Al Islam dan Kemuhammadiyahan 

Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) memiliki kedudukan yang sangat penting di Muhammadiyah. AlK adalah roh dari Muhammadiyah, walaupun dalam redaksi kalimatnya memiliki kata sambung yang menghubungkan satu dan lainnya, namun keduanya adalah satu kesatuan dalam satu tarikan nafas. Prof. Syamsul Anwar menjelaskan bahwa AIK dalam arti luas adalah keseluruhan ajaran Islam yang meliputi aqidah, akhlak, ibadah dan muamalat duniawiyah yang bersumber Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad sebagaimana dipahami dan diimplementasikan oleh Muhammadiyah dalam gerakannya.

Muhammadiyah yang memiliki cita-cita membangun masyarakat yang adil dan Makmur berdasarkan pemahaman ajaran agama Islam yang murni, telah membentuk norma dan nilia yang dijadikan rujukan setiap anggota ataupun masyarakat muslim. Kita mengenal ada pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah (PHIWM), Himpunan Putusan tarjih (HPT), tujuh poin Muqqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, dan sebagainya. kesemuanya itu adalah bagian dari upaya Muhammadiyah membentuk masyarakat madani yang sebenar-benarnya.

Keberadaan AIK telah menghimpun semua aspek-aspek diatas, dan diwujudkan dalam bentuk pembelajaran dan praktik di setiap lingkungan Muhammadiyah. Keberadaan AIK cenderung menjamah amal usaha Muhammadiyah (AUM), pada bidang pendidikan. AIK menjadi mata pelajaran atau kuliah di setiap jenjang dengan berbagai derivasinya. Tergantung bagaimana kebutuhan setiap tingkatannya. AIK di tingkatan Lembaga pendidikan memiliki fungsi untuk memberikan pemahaman secara utuh mengenai Islam dan Muhammadiyah dalam memandang kehidupan agama dan manusia.

AIK membentuk masyarakat muslim yang memiliki pemahaman yang baik terhadap aqidah, tauhid, ahklak, ibaddah dan muamalah untuk menjadi bekal setiap muslim. Bekal pemahaman atas AIK inilah, akan mereka bawah ketika berada di masyarakat. Muhammadiyah itu beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan, Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat islam yang sebenar benarnya dan Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.

Mewujudkan Masyarakat Madani

Kiprah Muhamamdiyah dalam membangun kekuatan masyarakat madani melalui pemahaman agama yang murni patut kita apresiasi. Mencapai usia 112 tahun bagi sebuah prganisasi keagamaan tidaklah mudah. Tantangan yang begitu besar tentunya senantiasa membanyangi gerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah.

Kedepan tantangan mewujudkan masyarakat madani akan sangat berat. Perkembangan teknologi dan pengaruh globalisasi yang tanpa batas akan menjadi penghambat, ketika kita tidak mampu memanfaatkannya dengan bijak. Maka Muhammadiyah mengajak segenap komponen bangsa untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai negara Pancasila yang memiliki idealisme dan ciri utama sebagai negara yang baldatun thayyibatun wa rabbuh ghafur. 

Mengintegrasikan antara kehidupan Islam dan kebangsaan adalah poin peting terwujudnya masyarakat madani. Muhammadiyah dan masyarakat Islam adalah bagian integral dari negara yang telah banyak berkiprah dalam membangun bangsa ini. Maka Muhammadiyah berkeyakinan, untuk dapat mewujudkan masyarakat madani, dengan jalan memahami ajaran Islam dengan sebenar-benarnya. 

Muhammadiyah selama ini senantiasa proaktif dalam memajukan kebaikan serta menjaga kerukunan, kedamaian, ketertiban, dan kebaikan bersama. Sehingga Muhammadiyah mendorong kepada masyarakat Islam untuk mampu menerapkan kesalahen sosial, berlaku jujur dan adil pada masyarakat plural dan toleran terhadap perbedaan.

Sistem ajaran Muhammadiyah yang telah disebutkan diatas merupakan seperangkat nilai yang dijadikan sebagai pedoman hidup. Namun bukan hanya itu, warga Muhammadiyah dengan adanya pedoman tersebut, tidak hanya dijadikan sebagai pedoman untuk diri sendiri maupun keluarga, melainkan pedoman tersebut harus diresapi dan dijadkan sebagai alat dakwah sehingga mampu berdampak kepada seluruh aktivitas kehidupan masyarakat luas.

Syahdan, Masyarakat yang dicita-citakan Muhammadiyah adalah masyarakat rasional, terbuka, penuh rasa kasih sayang dan toleransi antar elemen masyarakatnya, seluruh cita-cita kemasyarakatan Muhammadiyah tersebut adalah sealur dengan arus besar cita-cita gerakan masyarakat madani (civil society) yang mencita-citakan terwujudnya masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi supremasi Hukum, toleransi, mandiri serta mampu mengimbangi negara, bahkan keluar dari dominasi dan hegemoni negara. Sehingga control terhadap negara dapat diwujudkan secara efektif.

Selamat Milad Muhammadiyah, nyala abadi perjuangan akan senantiasa membersamaimu. Semoga berkat rahmat ilahi melimpahi perjuangan kita.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button